Sabtu, 31 Agustus 2013

Merdeka Itu Ada di Sini

Agustus 31, 2013 1 Comments
Tidak akan ada habisnya jika kita membahas tentang kemerdekaan. Karena hakikat kemerdekaan adalah “Kebebasan” dan bagi mereka yang mengaku merdeka hanya mereka yang memang sudah merasa bebas tak terbelenggu. Belenggu? Mungkin jika ditanya pada masyarakat yang jauh di ujung mata dan jauh di ujung telinga, mereka akan mengatakan bahwa belenggu itu adalah kemiskinan yang nyata, mereka akan mengaku belum merdeka karena “perut” mereka terasa terusik. Bagaimana tidak? Itulah kenyataannya.
Dan tidak akan ada habisnya membahas soal koruptor yang melanglang buana di seisi kota, tidak akan pernah ada gunanya! tapi senyum kecil nan riang para bocah pingiran kota adalah kemerdekaan, bagi orangtuanya. Biarlah, pun itu yang seharusnya kita katakan pada mereka. Ambillah, ambil saja semua, jikalau tanah peninggalan nenek buyut kami mampu mengenyangkan perutmu, ambillah, tapi jangan ambil senyum mereka. Senyum bocah-bocah yang mampu menularkan virus riang bagi keletihan ibunya, menularkan semangat juang bagi retaknya tulang punggung ayahnya.

Senin, 12 Agustus 2013

Funland Micky Holiday, Wahana Liburan Penguji Adrenalin

Agustus 12, 2013 1 Comments
2013, ini tahun pertama dimana tidak ada namanya kunjungan keluarga untuk mendatangi saudara-saudara yang tinggal di kota Medan dan sekitarnya, setelah tahun-tahun kemarin hari raya selalu dihabiskan untuk menjelajahi rumah-rumah sanak saudara yang ada di Medan, mau itu saudara lebih tua ataupun saudara lebih muda, prinsipnya yang penting bersilaturrahmi. Berbeda dengan tahun ini, setelah papaku mengalami sakit yang tidak memungkinkan untuk berlalu-lalang keliling Medan, maka diputuskanlah kami hanya bertandang di rumah sendiri menanti tamu-tamu kehormatan.
Boleh dibilang sedih bila mengingat Tunjangan Hari Raya tahun kemarin dengan tahun ini, perbandingannya jauh banget, jangankan 1:10, bahkan lebih rendah dari itu, tidak ada perbandingan malah, tapi Alhamdulillah sudah bisa bertemu dengan idul fitri tahun ini, setidaknya masih diberikan kesempatan untuk memperbaiki diri dan merasakan kemenangan setelah sebulan lalu terkungkung menahan diri, namun bukan berarti apa-apa yang ditahan di bulan lalu itu bisa dilakukan di bulan suci ini, justru setelah bulan Ramadhan berkah telah berlalu, kita harus bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Jumat, 09 Agustus 2013

(Penutupan) Hari-10; Sepuluh Hari Mencari Berkah di Kampung Ramadhan

Agustus 09, 2013 1 Comments
Dan inilah hari yang tak diinginkan namun sangat ditunggu-tunggu. 24 Juli 2013, hari dimana aku, Tari dan Dani harus pulang kembali ke Medan dan meninggalkan rutinitas selama di Desa Sukadame.
Pagi sekali usai tidur sebentar lepas shubuh, kami harus membereskan barang-barang kami. Karena pagi itu juga kami akan pergi menuju masjid Nursyakirin untuk mengikuti acara penutupan Safari Ramadhan yang diadakan Ad-Dakwah Sumut. Setelah selesai beres-beres termasuk terlebih dahulu membersekan kamar yang akan kami tinggalkan dan juga membersihkan rumah Karo yang selama sepuluh hari ini menjad itempat kami bernaung.

Kamis, 08 Agustus 2013

Hari-9; Sepuluh Hari Mencari Berkah di Kampung Ramadhan

Agustus 08, 2013 1 Comments
Alhamdulillah, sudah sampai di hari ke sembilan selama berada di desa yang kami sebut kampung ramadhan. Kenapa kampung ramadhan? Padahal di desa tersebut mayoritas non-muslim, bahkan muslimnya sangat sedikit sekali. Justru karena itulah, karena dengan minimnya masyarakat muslim di kampung ini, kami bangga menyebutnya kampung ramadhan. Bagaimana tidak, masyarakat di desa ini masih antusias dengan aktifitas-aktifitas yang mencerminkan bulan ramadhan, padahal di sekitar mereka bertebaran warung-warung makan non-muslim, bertebaran godaan-godaan lainnya yang bisa saja menggoda masyarakat muslim yang minim ini untuk meninggalkan kegiatan di bulan ramadhan.
Gelar kampung ramadhan ini juga didasari karena masih terasa sekali jiwa-jiwa muslim yang berpuasa, meski banyak anjing yang menggonggong liar sekali. Bahkan dengan antusiasnya masyarakat di kampung ini, terasa menutupi bahwa di kampung ini adalah minim muslim, bahkan terlihat seperti mayoritas muslim, itu semua karena kesolidaritasan mereka dalam membangun Islam.
Di tanggal 23 juli 2013 ini adalah hari terakhir kami untuk melakukan kegiatan di desa ini, terakhir buka bersama, terakhir sahur dan bahkan terakhir sholat tarawih bersama. Sedih sekali, tapi bagamanapun setiap pertemuan adalah perpisahan dan perpisahan adalah awal dari pertemuan. Dan aku percaya bahwa nanti aku, Tari, Dani dan seluruh keluarga di desa Sukadame akan bertemu lagi, dengan aktifitas yang wow daripada sepuluh hari ini.

Selasa, 06 Agustus 2013

[Resensi] Cerita Hujan; Selalu Ada Cerita di Balik Derasnya Karya Ginanjar Teguh

Agustus 06, 2013 0 Comments
Momen Tak Terlupakan Dikala Hujan Menjelma

Hujan Seperti Apa yang Kau Inginkan?
Judul: Cerita Hujan; Selalu Ada Cerita di Balik Derasnya
Penulis: Ginanjar Teguh Iman
Penerbit: Penerbit Antarnusa
Cetakan: I, 2012
Tebal: 120 Halaman
ISBN: 978-602-18405-0-4

Angin ingin memburu, membuat percikan deras hujan itu kini menampar-nampar kaca jendela. Beberapa percikan bahkan merembes masuk membentuk butiran lembut air menembus lapisan kaca yang tebalnya nyaris mendekati satu sentimeter dan membuat pandangan di luar menjadi kabur terkabut hujan. (Hujan, h. 13). Begitulah Ginanjar mendeskripsikan hujan, ketika percikan hujan menyinggahi jendela dan membuatnya buram hingga pemandangan di luar jendela akan terlihat kabur, hal ini merupakan peristiwa alamiah ketika hujan datang. Karena di setiap partikelnya yang jatuh ke bumi selalu ada cerita yang mustahil untuk diabaikan.
Ginanjar Teguh Iman dalam bukunya “Cerita Hujan; Selalu Ada Cerita di Balik Derasnya” bukan hanya sekedar menceritakan betapa hebatnya hujan yang mengguyur bumi, terlebih ia mendeskripsikan secara detail, apa-apa yang terjadi dikala hujan datang dan apa-apa yang terjadi dikala hujan pergi. Dan tidak ada yang paling mengasyikkan selain waktu antara fajar dan pagi, setelah malamnya dipenuhi hujan. Kita tahu itu apa. Laron! (Laron, h. 32). Jadi, kalau tiba-tiba petir menggelegar datang, maka cepat-cepatlah memeluk orang yang kita sayang sebelum hujan membawa ia lari (Takut Hujan, h. 49)

Senin, 05 Agustus 2013

Hari-8; Sepuluh Hari Mencari Berkah di Kampung Ramadhan

Agustus 05, 2013 1 Comments
Masih sama seperti sahur kemarin, kesiangan. Banyak faktor yang menyebabkan kesiangan, terlebih kenikmatan Allah memberikn tidur yang sangat nyenyak, dan Allah memberi kesanggupan dan cobaan karena kami adalah muda-mudi yang bisa bertahan dalam menjalankan ibadah puasa meski tidak melakukan ibadah sahur. Tapi insya Allah meskipun sahur lewat, sholat shubuh tidak boleh lewat.
Sebenarnya tidak mengapa bagi kami bila tidak sahur, namun ada rasa tidak enak pada Karo yang menampung kami di rumahnya, bahkan terbesit di dalam kepala rasa mencibir diri sendiri, di rumah orang kok bisa-bisanya kesiaangan. Tapi yam au gimana, toh itupun bukan mau kami. Meski begitu, kami harus tetap semangat menjalankan aktifitas seperti biasa, terlebih hari ini kami akan membantu Karo untuk memanen kunyit miliknya, setelah kemarin menyisihkan daun-daunnya terlebih dahulu.

Minggu, 04 Agustus 2013

Buka Puasa Bersama Exact-V Man 2 Model Medan Tahun 1434 H/2013 M

Agustus 04, 2013 0 Comments

Buka Puasa Bersama Exact-V di Rumah Irma
Lagi, setelah tahun lalu juga mengadakan acara yang sama yaitu buka puasa bersama. Tahun ini, 03 Agustus 2013 kembali diadakan buka puasa bersama yang di rumah si cantik Irma, dan tahun ini setidaknya lebih baik dari tahun lalu karena exacters bertambah, meski hanya beberapa wajah baru, namun meski bertambah wajah baru, ada wajah lama yang berkurang yaitu Qurozi. Rozi tidak bisa hadir karena ia sedang sakit demam berdarah, semoga sakitnya menjadi pelebur dosa-dosa dan semoga cepat sembuh, aammin.
Buka bersama tahun ini hanya dihadiri sebelas orang dari kelas XII IPA-5 stambuk 2010 yang sejak 2009 kami menyebut kelas kami dengan nama Exact-V, terlihat dari namanya pasti terkesan bahwa nama tersebut benarlah wadah segerombolan anak IPA dan huruf V menyatakan angka lima romawi yang melambangkan kelas kami yang ketika itu bertengger di kelas urutan kelima di jurusan IPA, namun sebenarnya nama exact itu merupakan singkatan dari EXpress your ACTion, kalimat itu menggambarkan bahwa anak IPA yang biasa dibanggakan orang bukan hanya sekedar tameng untuk saling membanggakan diri, namun juga harus sebagai media mengespresikan aksi nyata yang membawa pada keadaan yang positif.

Sabtu, 03 Agustus 2013

Hari-7; Sepuluh Hari Mencari Berkah di Kampung Ramadhan

Agustus 03, 2013 1 Comments
Tidak sahur bukanlah alasan untuk tidak melaksanakan puasa, ‘kan? Terlebih tidak pernah ada satu manusia pun di muka bumi ini yang meninggal dunia karena puasa atau bahkan karena tidak sahur. Puasa itu merupakan obat penyembuh bagi orang-orang yang sakit, itu semua karena titik kesehatan manusia sebagian besar ada di bagian perut, jika perut dipuasakan maka insya Allah segala bentuk penyakit yang kita derita pasti akan sembuh.
Banyak faktor yang menyebabkan kita kesiangan sahur, seperti aku, Tari dan Dani, karena bergadang semalam, ditambah suasana malam yang super dingin, Allah memberikan kami kenikmatan tidur yang luar biasa nyenyaknya. Bahkan gonggongan anjing tetangga yang begitu garangnya saja serasa sangat merdu di telinga hingga terdengar seperti nyanyian nina bobok.  Atau bahkan alarm yang sudah dipasang tepat pukul 04.30 WIB pun tak terdengar lagi, padahal kami bertiga sama-sama memasang alarm, sungguh tidur yang menyenangkan. Berhubung Karo memang tidak puasa, makanya beliau juga tidak terbangun. Jadi, semalam apa tujuannya bergadang?

Jumat, 02 Agustus 2013

Hari-6; Sepuluh Hari Mencari Berkah di Kampung Ramadhan

Agustus 02, 2013 0 Comments
Memasuki hari ke-6 di 20 Juli 2013 ini banyak berkah yang sudah aku dapatkan, terlebih berkah bertemu teman-teman seperti Tari dan Dani. Meski aku dan Tari sudah empat semester bersama-sama, namun kali inilah kami melewati kegiatan bersama-sama sepuluh hari full, dan berteman baik dengan Dani, calon ustadz masa depan (*ceillaa). Pokoknya kami tim safari yang paling kompak deh.
Siang ini usai menyelesaikan semua kewajiban di rumah, kami berniat mengunjungi tim safari ramadhan yang ada di Sembahe, terlebih ingin merasakan mandi air dingin di Sembahe (maklumlah, belum pernah ke Sembahe). Kami berangkat sekitar pukul 10.00 WIB, kebayang deh ya panasnya pool, sudah lumayan lama menunggu angkutan umum di depan rumah yang memang lewatnya sesekali saja, jadi teringat angkutan umum di rumahku, karena di rumahku juga begitu, maklumlah rumahku juga di pedesaan, tapi sudah modern. Angkutan umumnya saja yang belum modern, dari dulu sampai sekarang hanya memiliki satu jenis angkutan umum, nunggunya harus ekstra sabar. Sama seperti di desa Sukadame ini, malah kami niat naik becak saja, tapi tak kunjung muncul juga tukang becak. Setelah lama menunggu, akhirnya datanglah seorang pria parubaya, mau apa dia?