Jumat, 29 September 2017

# EVENT # JOURNALISTIC

Mencari Tahu Cara Unik Budi Daya Tiram di KBA Aceh

Mencari Tahu Cara Unik Budi Daya Tiram di KBA Aceh

Yaaaash, akhirnya aku menginjakkan kaki di Kota Serambi Mekah, ACEH. Ternyata Kota Aceh itu tidak semenakutkan yang ada di mindset, Aceh itu super asri, ramah dan menyenangkan. Bagaimana ceritaku bisa berkunjung ke Aceh? 

Mencari Tahu Cara Unik Budi Daya Tiram di KBA Aceh

Beberapa minggu lalu, aku mengikuti lomba blog dari PT Astra International Tbk. Lomba blog ini diadakan dalam rangka memeriahkan ulang tahun ke-60 tahun Astra yang bertajuk Inspirasi 60 Tahun Astra. Khusus Medan, tema lomba blog yang diangkat yaitu “Bagaimana Medan Membangun Kota Tertib Lalu Lintas dan Menginspirsi Indonesia” yang juga digelar sebagai bentuk apresiasi untuk memperingati Hari Lalu Lintas. Jadi tema yang diusung dalam rangkaian Inspirasi 60 Tahun Astra di Medan adalah Indonesia Ayo Aman Berlalu Lintas (IAABL). Oh ya, selain di Medan, lomba blog Astra ini sudah lebih dulu diadakan di 3 kota besar lainnya yaitu Yogyakarta (Hari Bumi)Balikpapan (Hari Pendidikan)Surabaya (Hari Koperasi), dan selanjutnya akan diadakan di Makassar loh! Ayo Blogger Makassar siap-siap yaaa...


Tulisan Seperti Apa Sih yang Buat Aku Menang Lomba Blog Astra?

Mencari Tahu Cara Unik Budi Daya Tiram di KBA Aceh

Nah, sebelumnya aku mau cerita kenapa akhirnya Medan mendapat tema lomba blog tentang Lalu Lintas. Untuk kita yang tinggal di Medan pasti paham ya, lalu lintas di kota Medan itu riweh. Istilahnya "Orang sudah mau berhenti di lampu merah aja sukur, konon lagi disuruh berhenti di belakang garis. Hahaha, wong masih lampu kuning aja, klakson udah saut-sautan kok." Iya, karena orang Medan itu memang keras. Apalagi soal ketertiban lalu lintas, cenderung tidak sabaran dan nada bicaranya itu loh, wuihhh "Ngegaaaasss kali". Bahkan, tidak sedikit kasus pelanggaran lampu merah dan kecelakaan terjadi di Medan.

Kebetulan, aku punya beberapa ide untuk ketertiban lalu lintas kota Medan. Pas Astra buat lomba blog, langsung deh aku tuangin. Meski harus juga riset beberapa poin, konsultasi sama beberapa teman juga hehe.

Judul tulisan yang aku angkat adalah "Menjadikan Medan Duta Kota Tertib Lalu Lintas" dengan ide penerapan e-tilang untuk ketertiban lalu lintas dan meminimalkam tindakan pungli. Aku menyarankan agar Medan memiliki CCTV yang bisa menyorot hingga pelat polisi kendaraan dan tersebar ke seluruh ruas jalan di kota Medan. Kemudian, pengendara yang melanggar ketertiban lalu lintas, pelat nomornya akan terekam CCTV dan video pelanggaran tersebut terdaftar di situs pemerintah yang dibuat khusus untuk melihat pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh pengendara. Situs ini berlaku untuk seluruh masyarakat yang memilki pelat polisi BK, bisa login dengan menggunakan pelat polisi yang dimilikinya. Situs ini dibuat guna sebagai barang bukti bahwa pengendara pernah melakukan pelanggaran.

Denda dari pelanggaran lalu lintas tersebut akan dibebankan pada biaya pajak kendaraan. Jadi, tidak ada kasus pungli lagi kan? Soalnya, denda tidak akan disangkut pautkan dengan polisi. Mau tidak mau, pelanggar harus bayar denda sekaligus pajak kendaraan kan

Nah, atas dasar tulisan itulah kemudian aku menjadi pemenang di lomba blog SATU Indonesia Berbagi bersama Penerima SATU Indonesia Awards. Hadiah yang aku dapatkan selain Laptop Lenovo dan uang saku, aku juga berkesempatan mengikuti rangkaian acara Inspirasi 60 Tahun Astra di Aceh, Medan hingga Binjai.


Menghadiri Peresmian KBA (Kampung Berseri Astra) Aceh

Mencari Tahu Cara Unik Budi Daya Tiram di KBA Aceh

Pengalaman pertama berkunjung ke Aceh rasanya luar biasa, tertegun melihat kota Aceh yang begitu rapi. Mungkin, karena baru berbenah sejak tragedi tsunami pada 2004. Tapi semoga saja Aceh akan tetap dan terus serapi itu. Cerita tentang pengalamanku nanti akan aku share kembali di tulisan "Pengalaman Pertama Naik Pesawat ke Acehsoon ya hihi

Di Aceh, aku bersama salah seorang Automotive Blogger asal Jakarta, pemilik blog www.kobayogas.com, kami berdua berkesempatan mengikuti rangkaian acara HUT ke-60 Astra di Medan, yang dimulai dari Aceh.

Setelah sukses membina 65 Kampung Berseri Astra (KBA) di 28 provinsi di Indonesia, kini Astra kembali melaksanakan kick-off Kampung Berseri Astra di Kota Banda Aceh (20/9/17) bertempat di Kampung Alue Naga. Berkat kerja sama antara Fakultas Kelautan dan Perikanan Unsyiah dengan Astra International, KBA ini dibentuk sebagai bukti konsistensi Astra untuk mengembangkan Aceh sebagai wilayah yang bersih, sehat, cerdas dan produktif di Indonesia.

Mencari Tahu Cara Unik Budi Daya Tiram di KBA Aceh

Kick-off KBA Alue Naga ini diresmikan langsung oleh Walikota Banda Aceh Bapak Aminullah Usman dan didampingi oleh Bapak Riza Deliansyah selaku Head of Environment & Social Responsibility Division Astra International, Bapak Iwan Yanuarsi selaku Koordinator Wilayah Grup Astra Aceh dan Bapak Alfiansyah Yulianur selaku Wakil Rektor Universitas Unsyiah.

Mencari Tahu Cara Unik Budi Daya Tiram di KBA Aceh

Program Kerja KBA Alue Naga:

1. Pendidikan

- Pengembangan Senyum Sapa PAUD Astra
- Festival Anak Soleh

2. Lingkungan

- Penghijauan lingkungan desa & pelatihan kader lingkungan
- Pembuatan tambak terintegrasi ramah lingkungan (ecoshim & oyster)
- Partisipasi dalam lomba Go Green tingkat SMA Kota Banda Aceh
- Pembuatan Rumah Tiram

3. Kewirausahaan

- Sosialisasi pembentukan kelompok usaha rakyat
- Pelatihan aneka olahan tiram dan ikan
- Pembinaan & pembentukan koperasi rakyat

4. Kesehatan 

- Sosialisasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bekerjasama dengan Puskesmas & Posyandu

5. Media

- Pembuatan website & media sosial serta pemasangan Internet
- Pembuatan gapura KBA-Unsyiah
- Pembuatan papan nama, peta, dan petunjuk arah

Mengunjungi Budi Daya Tiram Aceh

Mencari Tahu Cara Unik Budi Daya Tiram di KBA Aceh 
Pertama kali aku mengenal tiram dari iklan di TV, yang itu loh .__. Ternyata benar ya, tidak semua orang mengenal apa itu tiram, termasuk aku. Dulu aku mengira tiram itu kerang dengan nama lain, yaelah masa gitu aja nggak tau sihhhhh...

Sejak aku berkunjungi ke Aceh, aku melihat langsung proses budi daya tiram yang disebarluaskan oleh salah seorang dosen di Universitas Syiah Kuala Aceh Ichsan Rusydi. Beliau adalah pemenang SATU Indonesia Awards 2016 kategori Kelompok.

Mencari Tahu Cara Unik Budi Daya Tiram di KBA Aceh 
Melihat potensi kota Banda Aceh yang didominasi oleh nelayan, Ichsan melihat peluang yang bisa terus berkembang bila diupayakan. Bermula ketika Ichsan melihat nelayan tiram yang merupakan para wanita janda yang ditinggal para suaminya akibat peristiwa tsunami pada 2004. Para nelayan wanita tersebut biasanya berendam di dalam air laut ketika air surut. Mereka berendam guna mencari tiram yang sudah siap panen. Mencari serta mengais-ngais tak tentu berapa yang didapat, berakibat mudah terserang penyakit sebab terlalu lama berendam. Belum lagi tangan yang mengais sering terkena gesekan tiram yang tajam.


Tidak ingin terlalu sering para nelayan terluka dari pekerjaannya sebagai nelayan tiram, Ichsan pun membentuk sebuah teknologi rumah tiram dengan memanfaatkan ban bekas sebagai wadah tiram untuk menempel. Selain ban bekas, Ichsan juga mencoba beberapa teknologi dengan bambu dan pipa, tetapi kedua teknologi ini tidak terlalu berhasil karena bambu dan pipa akan mudah keropos karena terkena air laut yang asin. Akhirnya, Ichsan masih terus mengembangkan budi daya ini dengan memanfaatkan ban karet bekas, keranjang dan juga sampan.
 Mencari Tahu Cara Unik Budi Daya Tiram di KBA Aceh

Dengan metode tersebut, tiram yang sejatinya hidup dengan menempel ini akan mencari wadah untuk dirinya menempel, maka setelah bibit disebar di tambak tiram, beberapa bulan kemudian tiram akan menempel dan berkembang di ban dan keranjang. Nah, setelah semua tiram menempel di keranjang atau ban, maka nelayan tidak perlu menyebar menyusuri tambak, cukup mengangkat ban dan keranjang saja yang sudah siap panen.

Mencari Tahu Cara Unik Budi Daya Tiram di KBA Aceh

Mencari Tahu Cara Unik Budi Daya Tiram di KBA Aceh

Mencari Tahu Cara Unik Budi Daya Tiram di KBA Aceh

Di Aceh, tiram sangat mudah berkembang, karena memang pada dasarnya tiram sudah dibudidayakan, tetapi masih menggunakan metode terdahulu. Proses budidayanya juga tidak terlalu lama, hanya butuh lima hingga enam bulan saja tiram sudah berkembang dengan ukuran sebesar telapak tangan manusia dewasa. Selain di Indonesia, tiram juga termasuk makanan yang sangat diminati orang luar negeri, karena termasuk makanan seafood yang bisa langsung dilahap. Bisa ditemukan di berbagai restauran mewah.

Selain bisa dimakan langsung, tiram juga bisa diolah menjadi saus tiram, kerupuk tiram, nugget dan makanan lainnya. Itulah keuntungan budi daya tiram. Ichsan juga sudah membentuk usaha sate dengan saus tiram dan beberapa bentuk usaha lainnya.

Setelah menggunakan teknologi ini, Ichsan sangat membantu penghasilan masyarakat. Tidak hanya satu kelompok, Ichsan juga membentuk kelompok budi daya tiram di beberapa titik di Banda Aceh, seperti di Kampung Alue Naga, Kampung Tibang, dan Lamngah.

Program budi daya tiram di Rumah Tiram ini semakin berkembang sejak diapresiasi dalam Program SATU Indonesia Awards dari Astra International.

Semoga program ini semakin berkembang dan memajukan kesejahteraan nelayan tiram di Aceh. 

2 komentar:

  1. duh senengnya bisa sekalian liburan ke aceh, jadi pengen lah liat budidaya tiramnya
    oia.. gak dapet oleh2 mutiaranya mbak??? :-)

    BalasHapus
  2. wah keren, baru baca ulasannya. congrats yaa :)

    BalasHapus