Jumat, 17 Juni 2022

Dampak dan Solusi Kebakaran Hutan dan Lahan


Kebakaran hutan nampaknya masih dianggap hanya masalah yang mengusik para petani dan dinilai hanya mampu ditindak lanjuti oleh pemerintah. Banyak kalangan yang acuh karena baginya kebakaran tak sampai menyentuh. Padahal kebakaran punya dampak yang mengerikan untuk sumber daya manusia hingga kesehatan bumi kita, kita punya andil untuk turut menyuarakan bahwa kebakaran hutan dan lahan bukan permasalahan kecil semata.


Tiga tahun lalu, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia tiga tahun lalu merupakan fase yang paling mengkhawatirkan selama dua dekade terakhir. Data pemerintah menunjukan hutan dan lahan seluas 1,6 juta hektare hangus dilalap api. Ini menjadi yang terparah sejak bencana asap 2015. Pemerintah rutin menjadi sorotan akibat kebakaran yang tak berkesudahan. Asap akibat kebakaran hutan kerap memanaskan hubungan diplomatik dengan negara tetangga.


Karhutla pula yang menjadikan Indonesia sebagai salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar di dunia. Kemarau panjang (El Nino) selalu dituding sebagai pemicu kebakaran. Namun, faktanya kebakaran terus terjadi bahkan di tahun-tahun tanpa kemarau panjang. Itu sebabnya, faktor lain lebih tepat dianggap sebagai penyebabnya: ULAH MANUSIA.


Dalam dekade terakhir, 2015 dan 2019 menjadi tahun terburuk kebakaran dan bencana kabut asap. Kebakaran yang terjadi berulang kali di Indonesia menyumbang kenaikan emisi karbon yang signifikan secara global. Kebakaran pada 2015 melepaskan lebih banyak karbon ke atmosfer dibandingkan dengan total emisi tahunan negara ekonomi besar seperti Jepang dan Inggris. Kebakaran 2019 juga melepaskan emisi gas rumah kaca yang sangat tinggi, beberapa emisi harian bahkan melebihi emisi tahun 2015.


Kebakaran 2019 melepaskan 708 juta ton emisi gas rumah kaca (CO2 e). Hampir dua kali lipat lebih besar dari pada kebakaran di sebagian Amazon, Brazil (CAMS, 2019). Jumlah emisi ini lebih dari semua emisi dari industri penerbangan internasional, dan diproyeksikan menjadikan Indonesia negara terbesar ke enam di dunia untuk emisi CO2 secara keseluruhan (di belakang AS, Cina, India, Rusia, dan Jepang).


Dampak kebakaran hutan dan lahan terhadap kesehatan dan pendidikan?


Kesehatan:

• 24 orang meninggal dunia, 600 ribu jiwa terjangkit ISPA (Kebakaran 2015)

• 6.025 warga menderita ISPA, sejumlah bayi menderita batuk, flu, sesak nafas dan muntah


Pendidikan 

• 1,5 juta peserta didik mengalami ketertinggalan pelajaran (Kebakaran 2015) 

• Lebih dari 46.000 sekolah memiliki kualitas udara buruk (UNICEF, Kebakaran 2019)


Pentingnya Lahan Gambut


• Proses pembentukan gambut 

• Fungsi hidrologis gambut 

• Degradasi gambut: penyebab dan dampak 

• Kebakaran gambut 

• Upaya pemulihan gambut terdegradasi


Kerangka Pikir dan Hipotesis


Tahun 2019 seluas 1,65 juta ha hutan dan lahan terbakar. Luas area terbakar terus meningkat tiga tahun terakhir sejak kebakaran hebat 2015 seluas 2,6 juta ha. Dari total luas kebakaran 2015-2019, sekitar 2 juta ha berada dalam Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG) dengan 1,2 juta ha atau 60 % di antaranya berada di fungsi lindung gambut.


Analisis awal menunjukkan, luas area terbakar di konsesi HTI pada periode 2015-2018 mencapai 519.990 hektare (52 % lindung gambut). Adapun luas area terbakar di perkebunan sawit 481.219 hektare.


Rumusan Masalah: Bagaimana aktivitas pengelolaan konsesi izin HTI dan perkebunan memicu terjadinya kebakaran?


Hipotesis: Aktivitas korporasi HTI dan sawit membuka atau memperluas lahan produksinya memicu kebakaran hutan dan lahan.


Kebakaran hutan biasa itu berbeda dengan kebakaran lahan gambut, kebakaran hutan biasa akan memperlihatkan api dan asap hingga api bisa menyebar sedangkan kebakaran lahan gambut terbakar dari dasar bawah tanah sehingga tidak terlihat api, yang ada hanya asap dan kabut yang mengepul. Oleh karena itu tim survey harus teliti melihat titik kebakaran lahan gambut.


Tugas kita mungkin tidak bisa menjangkau hingga turun tangan ikut memadamkan api, tapi kita bisa ikut andil untuk menyuarakan bagiamana dampak dari kebakaran dan ikut berdonasi untuk keberlangsungan hutan Indonesia yang lebih lestari.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar