|
My Family |
Setelah
liburan kemarin tanggal satu bareng Agung, kali ini liburannya bareng
keluargaku. Keluarga Siregar hoho. Aku hampir lupa kapan terakhir kali main ke
pantai, tapi aku ingat kapan terkahir kali ngumpul begini bareng keluarga,
LEBARAN TAHUN LALU. Saking gak ada waktunya buat ngumpul tuh, sok sibuk banget
semua. Nah, kali ini kami memutuskan untuk liburan ke pantai.
|
Rame nya Pantai Putra Deli |
Jadi,
hari minggu tanggal 4 Januari 2015. Aku dan keluargaku bergegas ke Pantai. Tujuannya
sih bakar-bakar ayam, menikmati suasana pantai Putera Deli gitu. Ceritanya pantai
ini adalah pantai paling dekat dengan kota Medan, so jangan tanya bagaimana
keadaannya pantai ini kalau kita datangnya hari minggu, apalagi ini liburan
tahun baru. Wow, hampir tak bernafas kita-kita nih. Di setiap sudut mata
memandang pasti nemu manusia. Manusia yang membentang tikar di setiap sudut
pasir kosong, membentang jajahan dagangan bahkan tempat parkir pun penuh dengan
kendaraan.
|
Anak-anak Mamak nih |
Bahkan
ya, sekalipun kita bawa tikar sendiri dari rumah, tetap saja disuruh bayar juga
kalau membentang tikar di atas pasir. Walaaaahhh, menang banyak nih mereka. Mentang-mentaaang
hooo silap lohh. Coba aja datangnya hari biasa, pondok-pondok yang terbuat dari
kayu disinggahi pun tak bayar tak apa. Ini pantang ada pasir kosong, dijadikan
uang juga tuh sama mereka.
|
Menikmati hasil bakar-bakar |
Maka
setelah sampai di pantai yang rame nya berasa di dufan (pernah ke dufan emang?)
kami pun bakar-bakar. Bakaaar rumah wargaaaaaaaaaaa. Enggak ding, bakar ayam
lah. Ada pemandangan yang sangat berbeda sejak terakhir kali aku singgah ke
pantai putra deli ini. Sudah tidak terlihat lagi tepi pantainya, tepi pantai
sudah ditutupi oleh kayu-kayu pembatas. Airnya juga berasa kayak susu milo,
mungkin karena pengunjungnya banyak, jadi airnya begitu. Rusak deh liburan kali
ini. Tak seindah imajinasi, huaaaa..
|
Beginilah nasib si ayamm |
Sudah
menempuh perjalanan yang jalannya bagai terombang-ambing di laut lepas. Jalanannya
tidak semulus dulu, sekarang sudah banyak lubang-lubangnya, mungkin karena
banyak truk lewat. Eh sesampainya di pantai malah disuguhin dengan keramaian
pengunjung yang bikin dada sesak, airnya lagi huuuuu. Pulang deh pulang..
|
iss ampuunlah, Gini upanya mukaku kalau lg diem. pantes orang2 bilang aku muka cemberutan :D |
|
Pede amat ah di tengah banyak orang pose beginian. haha |
|
Papaku gak kuat jalan dari parkiran ke pantai, jadi beliau tinggal di Mobil saja |
Setelah
melihat suasana pantai yang ogah-ogahan begitu, kami memutuskan untuk pindah ke
pantai sebelah. Haha kadang lucu loh, satu air tapi nama pantainya beda. Orang sini
bilangnya beda lapak. Jadi dibatasin gitu. Kami menempuh jalan sedikit,
melewati batas pantai, maka sampailah di pantai Serambi Deli. Bedanya di pantai
Serambi Deli ada tepi pantainya, tapi airnya ya sama saja, cokelat. Pasirnya putih,
suasanya tidak seramai Putra Deli, tidak ada pedagang-pedagang yang memenuhi
tepian pantai, tidak banyak juga yang memenuhi tepi pantai dengan tikar. Jadi liburan
kali ini sedikit lebih seru. Setidaknya bisa kumpul barang keluarga deh. Soalnya
suasana begini langka banget bagi keluargaku, mengingat semua sibuk dengan
kegiatan masing-masing setiap harinya. Semoga ada waktu untuk liburan yag lebih
baik dari liburan kali ini. Dan bersyukurlah bagi kalian yang bisa liburan
bareng keluarga setiap saat.
Jadi kangen sama Medan :)
BalasHapusTerakhir ke Medan tahun 2010, sudah lama sekali.
Wah moment bersama keluarga memang asyik ya.. Sama tahun baru kemarin aku juga liburan bersama keluarga.
BalasHapusSalam kenal by Adibriza(dot)com
Seru, bisa liburan bareng keluarga gitu.
BalasHapusBtw, salam buat gadis berkerudung biru itu ya...
Enak ya bisa liburan bareng keluarga, gue aja jarang-jarang...
BalasHapusEnak kali bisa maen ke pante, apalagi lengkap sekeluargaaa :D
BalasHapusiya kalau wisata itu seneng yang gaseneng kulit langsung deh jadi item padahal susah banget buat mutihin kayak gini
BalasHapus