Detik-detik Pengumuman Kelulusan |
Membaca
judul postingan in, maka sudah bukan barang asing lagi kata itu dalam dalam
pengukuhan anggota magang di setiap tahunnya, air mata. Tidak jauh beda seperti
pengukuhan angkatanku tahun 2011 lalu. Air mata selalu jadi pengiring saat
detik-detik pengumuman kelulusan menjadi kru muda dibacakan.
Tiga
bulan lamanya, puluhan kepala disatukan dalam satu rumah yang kami sebut
Dinamika, Lembaga Pers Mahasiswa yang ada di UIN Sumatera Utara. Rumah yang
mendidik tanpa seorang ayah serta menyanyangi tanpa seorang ibu. Rumah yang
dengannya kami mengenal bahwa dunia dalam cakupannya tidak pernah mengenal
kompromi. Pelatihan demi pelatihan telah terlewati, tugas demi tugas pun sudah
diembani. Tibalah saat pengujian ilmu yang selama ini mereka pelajari.
Menuju Mess |
Sibolangit
menjadi tempat yang tak asing bagi kami kru lama, setiap tahun selalu
mengadakan pengukuhan di bumi perkemahan ini. Tepat di PTPN VI, kami
menyinggahi mess dengan latar pemandangan pegunungan yang indah serta disuguhi
dengan rinai hujan yang membasahi saban hari.
Diskusi bersama Alumni |
20
Desember 2014, sabtu siang semua kru dan anggota magang sudah sampai di mess.
Dilanjutkan dengan makan siang serta perkenalan dengan alumni dan pengarahan
tentang rencana pengujian dan pengukuhan esok hari. Hingga sabtu sore, anggota
magang diajak bermain games untuk
menguji kekompakan dan menumbuhkan rasa saling memiliki antar anggota magang,
yang sebenarnya sudah mereka miliki sejak jauh-jauh hari. Sama seperti
pengukuhan yang lalu-lalu, anggota magang akan diminta untuk membuat yel-yel
yang spontan mereka rangkai seketika kelompok telah dibagikan. Untuk menguji
kesigapan mereka dalam menjalankan instruksi.
Games Menyambung Sarung |
Sore
itu hujan datang untuk kesekian kalinya di bulan Desember. Tapi hujan tidak menyurutkan
semangat mereka untuk menampilkan yel-yel yang telah mereka buat, juga tidak
menghalangi mereka dan semua kru untuk bermain bersama dalam games yang tentunya akan membuat mereka
tidak menyangka bahwa tawa inilah yang menjadi pembuka tangisan mereka esok
hari.
Malam Persembahan |
Saat
malam tiba, hujan sudah mulai reda, namun gerimis perlahan mendatangkan gigil
yang membuatku semakin mencintainya. Iya dia, hujan. Setelah makan malam dan sharing tentang kesan pesan selama
menjadi anggota magang, masuklah pada sesi hiburan yang lumayan membuat sedikit
menyungging senyum. Yaaaa, lumayanlah (walau sebenarnya aku akui membuat aku
tertawa riang). Penampilan anggota magang yang begitu terencana membuatku sadar
bahwa mereka benar-benar mempersiapkan semuanya dan tulus ingin ada di dalam
rumah ini (read: Dinamika). Penampilan drama, pembacaan puisi, stand
up comedy hingga bernyanyi bersama membuat semua kru terhibur dan
lupa kalau kami tengah kedinginan.
Nah,
setelah malam semakin larut. Tiba-tiba ada beberapa anggota magang yang membuat
ulah. Bertengkar di depan semua kru dan di depan alumni, mengasingkan diri dan
menangis tidak karuan. Lah, semua panik, dalam keadaan kalut bagaimana mungkin
bisa menguji anggota magang di tengah gelapnya hutan sibolangit ini.
Daaaaaaaaaaaaan, setelah semua kru panik dan memutar otak untuk mencari solusi.
Eh, ternyata cuma akting untuk ngerjain kru.
*PLAKKK* dih bikin naik pitam. Mana
manaa anaknya, uda emosi kakak deeek, akting pulak katanya. Sontak semua kru
emosi, tidak terima dikerjai sama anggota magang yang belum apa-apa sudah buat
ulah. Mess terdengar gaduh, para kru senior mulai marah. Gemuruh hujan pun tak
menandingi marahnya kru saat itu.
Nah,
sebagai hukumannya. Tidak ada waktu untuk tidur bagi anggota magang. Sesi
pengujian di mulai saat itu juga. Maka kru yang terlibat menjadi penguji mulai
tersebar di tengah hutan. Termasuk aku. Lah, meskipun sudah terbiasa ada di
tempat ini, sekalipun sudah hafal rute-rutenya, yang namanya tengah malam, ya
takut juga. Ditambah hujan deras, apalagi suara anjing yang menggema. Kan
mitosnya kalau ada suara anjing berarti ada hantu mendekat tuh, aihhh untung di
tim ku ada si Fajri, satu-satunya laki-laki di pos 1 yang diisi oleh aku, dwi,
weni dan si Fajri ini. Maka habislah dia jadi tempat berlindung dari ketakutan,
(ah, menang banyak kau fajriiiii…)
Sebelum
anggota magang menghampiri pos kami, terlebih dahulu kami berdoa dan memohon
perlindungan dari yang maha kuasa. Bagaimana pun, kami tengah ada di kampung
orang, di hutan, tiada lampu, tiada bintang apalagi bulan yang menerangi,
ditambah hujan lagi. Jaket pun sudah tak berfungsi lagi sebagai penghangat. Ah,
senanglah aku main hujan malam-malam gini, kalau di Medan mah mau mandi hujan
malam-malam diteriakin Mama, huhu. Maka dari itu aku sangat menikmati, yeeaah.
Waktu
menunjukkan pukul 01.00 WIB. Semak belukar serta rumput yang basah sedikit
banyak membuat ketakutan pada pacat. Bagaimanalah tidak trauma, beberapa tahun
lalu, kakiku habis menjadi santapan pacat, bukan gak ngeri tuh haa, jerit-jerit
pun jadi. Maka seharusnya kita menyiapkan sepatu anti pacat. Dan kalau perlu
mantel kepompong, supaya bisa tidur selama menunggu anggota magang datang.
*loh*
Anggota
magang dibagi menjadi tujuh kelompok, sesuai pos yang ada. Tujuh pos berisi pos
pengetahun umum, pos tentang UIN, pos kedinamikaan, pos kejurnalistikan, pos
kreatifitas, pos kepenulisan dan yang terakhir pos yang paling ngeri yaitu pos
mental. Setiap kelompok harus mendatangi pos yang telah tersebar di hutan,
dengan rute acak namun tetap terarah. Di tengah hutan, anggota magang tidak
akan tersesat, kami juga gak setega itu ninggalin anggota magang sendirian di
tengah hutan yang rutenya belum mereka ketahui, maka kami menyebar beberapa kru
yang menjadi penunjuk jalan, namun anggota magang tetap harus mencari posnya
sendiri.
Hujan
yang seakan ikut menguji pun akhirnya reda seketika saat fajar mulai datang,
maka saat itu pula bintang bertebar menghiasi langit. Begitu terangnya hingga
terlihat beberapa kali bintang jatuh langsung dengan mata kepalaku, aku juga
seperti melihat bintang yang berjalan atau mungkin hanya halusinasiku, padahal
mungkin itu pesawat. Ah, yang penting langit malam itu indah. Seindah suasana
hatiku *ttsaaaaaa
Setelah
melewati tujuh pos. Aku tidak akan menceritakan bagaimana suasana posnya,
kalian tahu sendirilah. Ingat saja peraturan senior ini, pasal satu senior
tidak pernah salah. Pasal dua, jika senior salah maka kembali ke pasal satu.
Haha, maka bayangkan sendiri bagaimana mereka melewati pos-pos tersebut,
terlebih pos mental. Haduuhh..
Siapa yang Pantas Lulus jadi Kru Dinamika? |
Minggu
pagi. Matahari semakin meninggi, embun mulai tergelincir dari pelataran daun
dan luruh ke rerumputan lalu pecah di pelataran tanah. Selesai pengujian dan
selesai sarapan serta berbenah. Masuklah pada sesi terpenting, pengukuhan dan
pengumuman kelulusan anggota magang yang akan menjadi kru muda.
pada deg-degan nih :D |
Berpelukan bisa menenangkan perasaan sedih, katanya :) |
Ini nih Pria maco berhati kupu-kupu :p |
Sedihnyaaa.. |
Meleleh haaa.. |
Huaaaa.. |
Laki-laki nangis itu keren ya.. |
Di
sinilah rasa solidaritas anggota magang akan diuji, saat dimana merelakan
dirinya tidak lulus demi teman yang baru dikenalnya di Dinamika ini, juga saat
dimana memilih seseorang yang pantas dan tidak pantas menjadi kru muda.
Nah,
aku juga tidak akan menceritakan kronologi bagaimana proses kelulusan. Yang
pasti suasana ini sangat mengharukan. Bukan hanya anggota magang yang
bercucuran air mata, kru pun ikut meleleh. Terlebih aku. Bagaimana tidak
meleleh, tiga bulan bersama dan mengikuti pelatihan serta mengerjakan tugas
bersama-sama, jauh-jauh ke sibolangit ternyata tidak lulus. Belum lagi
rintangan yang didapat saat meminta izin pada orangtua untuk mengikuti
pengukuhan. Wah, semua itu sudah aku alami, meraung-raunglah kalau ternyata
tidak lulus. Begitulah yang mereka rasakan, hingga terlihatlah betapa
terseduh-seduhnya mereka kehilangan teman sejawat sesama anggota magang.
Ini yang LULUS |
Setelah
semua prosesi usai, maka seperti tradisi setiap tahunnya. Akan ada kru yang
diceburkan. Bisa karena dia ulangtahun, atau karena sesuatu penghargaan yang
membuat dia layak untuk dibully. Haha. Nah, korban tahun ini adalah Bang Almi,
alumni yang berulangtahun dan baru saja menyelesaikan S1 nya bulan lalu. Dia ini
juga mantan pimpinan umum loh. Hoho puas deh ngerjain bang Almi.
Alumni dibully haha |
Selamat
untuk anggota magang yang lulus menjadi kru muda. Pesan kakak, jika nanti kalian
lengah, bosan atau berniat meninggalkan rumah kita (Dinamika). Maka ingatlah
bagaimana perjuangan kalian selama tiga bulan mengikuti pelatihan dan
mengerjakan tugas-tugas, perjuangan kalian selama melewati tujuh pos di tengah
malam sibolangit, air mata yang berucucuran dan betapa beruntungnya kalian yang
lulus sedangkan di luar sana puluhan mahasiswa yang tidak lulus ingin ada di
posisi kalian. Maka pikirkan lagi bila rasa cinta kalian pada Dinamika mulai
pudar.
SELAMAT
DATANG DI DUNIA TANPA KOMPROMI.
Dinamika,
Membawa Makna Meraih Cita. Salam Pers!!
AH, seru sekali :')
BalasHapusSeruu yg mengharu biru :')
HapusAhahaha... Keren-keren. Feel nya dapet banget pas bacanya. Hehehe. Sukses deh buat dinamika. Itu jahat ga sih, mampangin foto perempuan ingusan gitu? :(
BalasHapusTerimakasih, haha gpp kan senior gk pernah salah. :)
Hapus