Jaringan Integrity Education Network yang mencakup Universitas Paramadina
juga Universitas Sumatera Utara bekerja sama dengan The Asia Foundation
mengadakan Seminar dan Talkshow Perempuan dan Ruang Publik pada 8 Januari 2013.
Acara yang dimulai sejak pukul 08.30 ini dihadiri oleh beberapa Media yang
salah satunya adalah Radio Smart FM dan
juga dihadiri mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi yang ada di Medan
seperti Unimed, IAIN juga dari mahasiswa USU sebagai tuan rumah. Acara yang
mengangkat topik tentang perempuan ini juga menghadirkan Muslimah Hizbut Tahrir
Indonesia yang merupakan
salah satu organisasi Islam yang mencakup perempuan-perempuan hebat khususnya
di Medan .
Berangkat dari minimnya kesadaran para perempuan-perempuan Indonesia
khususnya Sumatera Utara bahwa para perempuan punya potensi untuk menepis argumen
yang menyatakan bahwa perempuan adalah sosok yang lemah dan hanya bisa
berkecimpung di dapur, kasur dan sumur. Maka tercetuslah pemikiran untuk
mengajak para perempuan-perempuan khususnya yang berdomisili di Medan untuk membuka mata
dan beraksi di Ruang Publik bukan hanya di Ruang Private.
Seminar yang digelar di Aula Peradilan Semu Universitas Sumatera Utara ini
diisi oleh Mazdalifah, Ph.D dan Budhy Munawar Rahman dengan tema Diskursus
Gerakan Ekonomi Perempaun Mandiri di Ruang Publik. Mazdalifah, Ph.D. menyatakan
dalam argumennya bahwa Sebenarnya para perempuan memiliki potensi dalam dirinya
yang bisa dieksplor khusunya di bidang ekonomi. “Perempuan adalah termasuk
dalam masyarakat, maka dari itu sudah seharusnya masyarakat bertindak dan
sama-sama berperan serta untuk menjadi subjek dalam lingkungan tersebut dan
tidak lagi menjadi objek yang dianggap lemah” tuturnya Mazdalifah.
Ia juga menambahkan bahwa sudah saatnya memberdayakan perempuan bukan
dalam konteks mengeksploitasi namun dengan banyak cara yang positif,
diantaranya dengan membentuk Yayasan untuk Perempuan Perkotaan Medan yang
didirikan pada 22 September 2000. Dari latar belakang minimnya kesadaran
perempuan tentang potensi dalam diri para perempuan itulah membuat Mazdalifah
berfikir untuk mendirikan yayasan tersebut sebagai salah satu sarana untuk para
perempuan di Medan
untuk bertindak menggali potensinya. Dengan salah satu program yaitu mandiri
dengan membuat dan menjual jamu gendong dan juga bersepeda, selain itu banyak
lagi aktifitas yang di lakukan di yayasan itu yang tentunya sangat membantu dan
membuka cara berfikir para perempuan untuk mandiri dan tidak bergantung pada
orang lain.
Budhy Munawar Rahman selaku staf pengajar di Universitas Paramadina juga
menambahkan bahwa gerakan perempuan untuk dapat berkecimpung di ruang publik mayoritas
diawali dengan adanya organisasi-organisasi yang memiliki agenda, dengan begitu
mereka akan saling belajar untuk menonjolkan potensi diri perempuan itu
sendiri.
Seminar yang bertujuan untuk mewujudkan perempuan-perempuan yang cerdas,
mandiri dan percaya diri serta mampu berkiprah di dunia publik tanpa
membelakangi kiprahnya sebagai seorang perempuan ini dilanjutkan dengan
Talkshow yang mengundang tiga perempuan yang telah sukses dengan pola pikir
yang maju ke depan dengan latar belakang yang berbeda.
Zubaidah, seorang petani perempuan yang mengedepankan moto “Bekerja sama
dan sama-sama bekerja” ini merupakan seorang petani kecil dari orangtua yang
juga berprofesi seorang petani. Setelah melihat banyaknya petani perempuan di
desanya Tapanuli Selatan yang menjadi tulang punggung keluarga yang bekerja “mencari
nafkah mulai dari matahari terbit hingga terpejamnya mata bapak” pun masih tak
merubah perekonomian para perempuan tersebut. Dari latar belakang itulah Ia
berfikir untuk merubah perekonomian rendah tersebut dengan berkecimpung di
Serikat Petani Indonesia
dan kini menjabat sebagai ketua bagian Sumut.
Sama halnya yang dilakukan Mazdalifah yang selain bekerja di YP2M juga
sebagai staf pengajar di Fisip USU, Zubaidah pun juga mencanangkan program kreatif
untuk para perempuan petani dan program koperasi untuk kemajuan perempuan-perempuan
petani.
Peran perempuan di ruang publik pun juga disampaikan oleh Alween Ong
selaku pengusaha muda yang telah mendapat banyak penghargaan sebagai pengusaha
muda paling menginspirasi kategori mahasiswa. Kini ia telah membuka beberapa
usaha seperti Reparasi Handpone dan beberapa usaha lainnya yang juga ia lalui
dengan latar belakang ingin membangkitkan perekonomian yang kian mencekik.
Berbeda dengan Dameria yang kini menjabat sebagai kontributor di Majalah Cover , ia
memulai karirnya dengan apa yang ia sukai, baginya mengerjakan sesuatu yang ia
sukai dengan ikhlas pastinya akan mendatangkan rezeki yang lebih dari apa yang
dibayangkan. Terjun di ruang publik sebagai penulis di Majalah Cover yang
khusus membicarakan soal perempuan membuktikan bahwa ruang gerak perempuan
semakin luas dengan terbukti bahwa sebagian besar peminat majalah adalah
perempuan dan sebagian besar majalah ditujukan untuk perempuan.
Kembali pada defenisi perempuan yang berasal dari kata empu, diawali imbuhan –per dan diakhiri
imbuhan –an yang berarti istimewa, maka dari itu perempuan haruslah
diistimewakan dan juga diagung-agungkan, bukan di eksploitasi dan juga dianggap
rendah hingga muncul pemikiran yang mengatakn bahwa perempuan tidak perlu
sekolah tinggi-tinggi karena akhirnya akn lari ke dapur juga. Pemikiran ini
menjadi tolak ukur digelarnya Seminar dan Talkshow Perempuan dan Ruang Publik
ini , dengan harapan untuk dapat menyadarkan dan mengubah pola pikir perempuan
tersebut untuk mau menggali potensi dirinya dan menjadikan dirinya cerdas,
mandiri, percaya diri dan tidak bergantung pada orang lain dengan tidak
meninggalkan kodratnya sebagai seorang wanita yang akan mengurusi rumah tangga
dan anaknya.
“Seorang perempuan hebat akan mengayun ayunan dengan tangan kanannya dan
dengan tangan kirinya ia mampu mengguncang dunia” tutur Sri Nuraini selaku
Moderator di Acara Seminar dan Talkshow Perempuan dan Ruang Publik yang
berakhir di pukul 16.30 tersebut.
(Reporter:
Rezita Agnesia Siregar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar