Rabu, 10 April 2013

Jangan Tarik Ulur Hatiku


Bodoh!! Siapa? Aku atau kau? Aku dengar sekilas pernyataan seperti pernyataan cinta para remaja, aku fikir itu untukku, atau bahkan juga buat yang lain? Kau bilang hanya padaku. Bagaimana aku harus mempercayainya? Aku mengabaikan.
Aku memiliki adam baru, kulihat kau sangat kecewa. Aku sangsi itu kecewa sungguhan atau hanya gurauan. Aku mencoba menyakini hatiku bahwa aku harus menggapmu sebatas teman, tapi sepertinya kau tidak. Lebih dari teman? Sepertinya iya. Sudahlah, jangan membuatku labil, kemarin kau yang meminta untuk memberimu waktu untuk tidak membohongi perasaanmu, sampai pada akhirnya perasaanmu mengatakan untuk mengakhiri.
Kejamnya, kau biarkan aku berderai ketika itu. Sekarang kau seperti ingin mengulang, mengulang menanam cinta atau mengulang menyakiti cinta? Aku juga tak mampu membohongi perasaan bahwa aku sebenarnya masih, masih yang sulit aku defenisikan. Dari gelagapmu terlihat kau tidak serius, aku bukan layang-layang, yang bisa ditarik ulung, aku juga tidak sekokoh paku bumi. Tolong jangan tarik ulur hatiku.

Medan, 28 Desember 2012
Jumat 21.00 wib
Di pelataran Damba yang Terkikis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar