Bukan
mudah untuk menyemainya lagi, hariku sudah terbiasa untuk mengkerutkan kening,
menahan larikan bibir untuk menyungging senyum. Aku sudah terbiasa mendapat
sebutan perempuan “Jutek”, itu memang aku, meski terkadang aku harus menjadi
palsu di depanmu, untuk terlihat ramah, manis, anggun, cakep, entah lagi. Kurasa
anggunku sudah terbawa pergi olehnya, cinta gila itu. Namun kurasa juga, aku
menemukannya lagi dalam sosokmu, yang kudapati jauh sejauh-jauhnya dari pribadi
“Dia”. Agaknya anggunku datang lagi, kukira tidak akan lama.