Rabu, 31 Juli 2013

Hari-5; Sepuluh Hari Mencari Berkah di Kampung Ramadhan

Juli 31, 2013 0 Comments

Seperti biasa, seperti hari-hari sebelumnya gonggongan anjing menjadi alarm otomatis setiap sahurnya. Terlihat empat orang anak gadis tetap lelap berbalut kain gendong yang dipinjami karo untuk kami. Pagi itu dingin sekali, rasa-rasanya tidak ingin lepas dari dekapan kain gendong tersebut. Serasa ingin selalu mendekapnya. Tak perduli anjing bergonggong garang sekalipun, namun sahur tetaplah harus dijalankan meski dengan lauk jengkol sekalipun. Jengkol? Benarkah?
Terdengar suara televisi menyala, akhirnya kami berempat pun terbangun tanpa menghiraukan gonggongan anjing yang sebenarnya sudah membuat telinga kami kebal dan terbiasa. Terlihat Mak Kesha tengah menonton tv, ternyata tadi malam ban sepeda motornya bocor hingga tidak memungkinkan dia untuk kembali ke rumah dan mencari tambal ban pada malam hari dan mengharuskan dia untuk menginap mala mini dan sahur bersama kami.

Senin, 29 Juli 2013

Hari-4; Sepuluh Hari Mencari Berkah di Kampung Ramadhan

Juli 29, 2013 0 Comments
Memasuki hari ke empat di kampung ramadhan, semoga semakin banyak berkah yang kita dapatkan. Aamiin. Setelah semalaman tidur di masjid dengan dingin yang super menggigil, karena tidur hanyal beralaskan tikar, pun suasana tengah hujan deras, dan kemungkinan masuk angin sangat besar, sudah kuduga. Dampaknya terasa ketika aku bangun dari tidur pagiku usai sahur dan sholat shubuh. Ditambah lagi darah rendahku tidak ingin berkompromi denganku kala itu, jadi rindu sama mama. Rindu dimarahin.
Seperti tidak ingin melakukan kegiatan apapun, kepala mulai pusing, dan mataku mulai berkunang, entah memang benar ada kunang-kunang siang itu, yang pasti aku tidak bersemangat untuk beraktifitas apapun. Tap tentunya masih ada pangeran kitik Sukadame (kitik = kecil). Si Hamzah selalu bisa membuatku tersenyum, marah, dan juga tertawa. Terlebih aku sangat penyuka anak-anak kecil, Hamzah dan kakaknya si Nunun berhasil mengisi hari-hari kami begitu cerahnya, setiap hari berasa punya adik kandung sendiri, setiap pagi ibunya mengantarnya ke rumah Karo tempat kami tinggal. Dari kami membuka mata hingga mata terpejam kembali, Hamzah dan Nunun selalu hadir menemani hari-hari kami, sihiiiyy seperti belahan jiwa aja ah.

Minggu, 28 Juli 2013

Hari-3; Sepuluh Hari Mencari Berkah di Kampung Ramadhan

Juli 28, 2013 0 Comments
Alarm berdering nyaring tepat di samping telingaku, padahal sebenarnya tidak pun menggunakan alarm handphone, suara gonggongan anjing di sebelah rumah sudah cukup menjadi alarm yang pas untuk membangunkan semua rumah satu kampung. Dengan suasana malam yang dingin dikarenakan domisili Sukadame yang berada di atas gunung, kami bangun dengan bulu kuduk yang merindik, selain karena mendengar gonggongan anjing yang saling bersahutan, juga karena angin yang berhembus tanpa toleransi kehangatan sedikitpun.
Hanya kami bertiga yang melaksanakan sahur, Karo tidak ikut karena beliau sudah tidak sanggup untuk berpuasa karena umur yang sudah tua. Kami sengaja bangun sepupuh menit sebelum imsak. Karena sahur yang terlalu cepat bisa menyebabkan kami akan tidur kembali dan bisa saja sholat shubuh jadi terlewat karena ketiduran, itu pun juga sudah menjadi sunah rasul, bahwa memperlama sahur itu lebih baik.

Hari-2; Sepuluh Hari Mencari Berkah di Kampung Ramadhan

Juli 28, 2013 0 Comments
Fajar yang menyingsing membawa para tim safari ramadhan di hari-2. Setelah tadarus bersama selepas shubuh, diikuti dengan tradisi lama yang tak pudar oleh masa, yaitu tidur kembali. Sudah kodradnya manusia, kalau tidak ada kerjaan selepas tadarus, ya apalgi mau dikerjain selain tidur. Tadarus usai pada pukul 06.30 WIB, setelah itu tidak ada manusia pun yang berdar di dalam masjid Nur Syakirin, semuanya melanjutkan tidur yang tertunda, termasuk aku. Meski pepatah mengatakan bahwa tidak boleh tidur selepas shubuh, karena akan ditakutkan rezeki akan dipatuk ayam, tapi kami tetap saja tidur, zzzZzZZz
Setelah beberapa jam terbawa dalam dunia mimpi, yang ketika bangun menyebabkan pusing kepala. Ya, tidur lepas shubuh itu akan menyebabkan pusing kepala, entah sebabnya. Kami pun bergegas mandi untuk meluncur ke desa yang akan menjadi tempat kami berdakwah selama Sembilan hari ke depan. Sudah ada Ramadhani yang menunggu sendiri di sana, kebetulan kemarin dia mengirimkan pesan pada kak Faiz untuk dikirimkan beberapa tim untuk menemaninya. Hehe, ternyata pria itu juga tidak betah sendirian di kampung orang.

Jumat, 26 Juli 2013

Hari-1; Sepuluh Hari Mencari Berkah di Kampung Ramadhan

Juli 26, 2013 0 Comments
2013 Masehi, 1434 H. Ini tahun pertama aku memberanikan diri menjadi musafir yang hijrah untuk seutas berkah dan ridho dari Illahi. Setelah tahun lalu aku tak mendapat izin dari mamaku untuk tidur di rumah orang, dengan alasan yang sangat klasik sekali, yang sejujurnya malu untuk aku ungkapkan jika teman-temanku menanyakan alasanku untuk tidak ikut Safari Ramadhan tahun lalu. “Tidur di rumah orang itu bahaya loh Nak, ntar pasti banyak nyamuk. Apalagi Nesya kan punya alergi kulit, kalau di desa gitu pasti mandinya di sungai ‘kan.” Dan blablabla.. karena memang kebetulan tahun lalu aku lagi sakit, jadi tidak diizinkan untuk ikut. Begitulah seorang ibu, ada saja alasan untuk melindungi buah hatinya, meski sang anak sudah hampir kepala dua.
Tahun ini aku berangkat bersama rombongan para jurnalis kampus dari Lembaga Pers Mahasiswa Dinamika IAIN Sumatera Utara. Karena masih bernaung di bawah atap organisasiku inilah, aku mendapat izin dari mamaku. Awalnya banyak dari kru pers yang berminat untuk ikut, bahkan hampir 50 kru, namun dengan berbagai alasan, banyak yang berguguran, kemauanku hampir ciut, namun kuperbaiki lagi niatku untuk ikut safari ramadhan yang merupakan program kerja Ad-Dakwah Sumut ini, aku niat karena Allah ta’ala, bukan karena ikut-ikutan, atau karena sekedar cari pengalaman. Apalagi mendengar pernyataan Pemimpin Umum Lembaga Pers Mahasiswa Dinamika IAIN Sumatera Utara yang sudah terlebih dahulu terjun menjadi tim safari ramadhan tetap di Ad-Dakwah yaitu Siti Nur Jannah Tbn, bahwa banyak di daerah terpencil yang membutuhkan ilmu kita, bahkan mereka banyak yang belum mengenal Rasulullah SAW, miris sekali. Bukan hanya diikuti oleh mahasiswa IAIN SU khususnya organisasiku, namun juga diikuti oleh mahasiswa dari berbagai fakultas di IAIN SU, UMSU dan juga UISU.

Kamis, 11 Juli 2013

Rucuh; Minuman Sehat Kaya akan Serat

Juli 11, 2013 1 Comments
Oleh: Rezita Agnesia Siregar
Alhamdulillah, akhirnya ketemua juga dengan 1 Ramadhan 1434 H, puji syukur pada Allah SWT. Mengawali hari di bulan puasa ini, saya atas nama pribadi Rezita Agnesia Siregar, memohon maaf kepada seluruh pengunjung blog saya, semoga segala amal kita diterima dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi aamiin.
Di hari pertama di bulan penuh berkah ini, saya akan berbagi menu berbuka puasa, dengan bahan dasar Kuini, buah yang kaya vitamin C dan dengan harumnya yang semerbak, siapa yang tidak tergoda dengannya. Tentunya sebelum menyantap makan-makanan yang berat, ada baiknya menyeduh minuman yang kaya akan serat, seperti Rucuh. Saya juga tidak menahu kenapa nama minuman lezat ini diberi nama Rucuh, yang pasti minuman ini sedikit banyaknya bisa mengganjal perut sebelum melaksanakan sholat maghrib.
Bahan dasarnya adalah:
  • Kuini beberapa buah (sesuai selera)
  • Semangka
  • Cabe merah
  • Santan
  • Gula dan garam
Prosedurnya:

Minggu, 07 Juli 2013

Sepasang Senja

Juli 07, 2013 0 Comments
Senja memerah bertabur rinai gerimis di beranda gubuk kecil sepasang senja. Menyeduh teh hangat dengan sepotong perbincangan nikmat.
“Seruputmu terdengar berbeda, aku tahu teh itu tak semanis yang kau inginkan, maafkan kekuranganku”

“Sejauh tarikan nafaku di 63 tahun ini, aku tetap menganggap itu kelebihanmu, aku tidak ingin merubah apa adanya dirimu. Karena yang aku cinta adalah zat mu, bukan kelebihan atau kekurangamu, Sayang.”

Kamis, 04 Juli 2013

Mimpi Besar untuk Ayah

Juli 04, 2013 0 Comments
Oleh: Rezita Agnesia Siregar
Bismillah, setiap kali mengingat impianku atau mundur jauh ke belakang soal cita-cita masa kecilku, aku selalu ingat Ayahku. Pria renta ini terlalu dicintai oleh tuhannya, hingga mengharuskan dia mengidap sakit seumur hidup. Karena aku tahu, dimana ada penyakit, disitulah segala dosa akan berguguran, Allah sayang pada ayahku, Dia tidak ingin ayahku banyak dosa, hingga Dia menitipkan sakit itu di tubuh ayahku, itulah nasihat-nasihat saudaraku kala itu. Ketika itu, aku masih mengenakan pakai putih merah pada masaku, aku selalu ingin ikut kemanapun ayahku pergi, termasuk pergi ke rumah sakit.
Ayah selalu bilang padaku bahwa secepatnya ia akan sembuh, tapi sampai detik ini, sampai aku tak mengenakan seragam sekolah lagi, ayah masih saja mengidap sakit itu, bahkan kulihat semakin parah. Dokter-dokter yang memeriksa ayahku itu sudah berusaha untuk menetralisir penyakit ayahku agar tidak sampai menyebar ke sakit yang lain, agar tidak terjadi komplikasi, nyatanya ketakutan itu malah terjadi.

Tips Move On dari Mantan

Juli 04, 2013 5 Comments
Oleh: Rezita Agnesia Siregar

Galauers mengatakan bahwa mantan adalah tulang rusuk orang lain yang habis masa peminjamannya, atau juga bisa dibilang tulang rusuk yang tertukar.  Padahal, entah berapa banyak janji-janji yang diumbar-umbar untuk hidup bersama selamanya, namun nyatanya suatu hubungan tidak lepas dari suatu pengkhianatan atau bahkan virus-virus kebosanan. Alhasil timbullah kata MANTAN, di ranah percintaan yang sangat tragis.
Tak sedikit dari para remaja atau bahkan orang dewasa yang mengaku sangat membenci mantan yang dulu sangat dicintainya, itu salah satu akibat sakit yang teramat dalam. Hingga beribu cara dicari untuk melupakan mantan, namun tak juga bisa dilakukan karena kenangan-kenangan yang tak bisa terlupakan. Hingga akhirnya lagu-lagu galau menjadi alternatif terakhir untuk mencocok-cocokkan kisah percintaannya, padahal persenan kisah percintaannya hanya sebagian kecil yang sama seperti lagu galau yang tengah di dengarnya.
Bukan mudah memang untuk melupakan mantan, atau dengan cepat pindah ke lain hati, tapi setidaknya kita harus berusaha untuk menyingkirkan mantan-mantan yang tengah menyampah di lubuk hati yang terdalam itu. Banyak sekali caranya, diantaranya adalah:

Selamat Tidur, SAYANG

Juli 04, 2013 1 Comments
Oleh: Rezita Agnesia Siregar

Selamat malam cinta, kau ingat ini hari keberapa sejak kita mulai membina? Aku fikir kau tak mempermasalahkan itu lagi. Ya, kau terlalu fokus dengan semua masalah-masalahmu itu, tanpa kau tau aku juga punya beribu masalah dengan satu judul saja, KAMU. Aku sudah berusaha untuk menjadi dirimu, meniru sifatmu itu, yang tidak punya kemauan untuk menahu tentang aku, yang kau katakan adalah duniamu. Belakangan ini, mataku sembab.
Aku memang sudah melupakan Hujan Inspirasiku kemarin, kuletakkan itu di dirimu, tapi kau juga tak peka. Aku tahu, aku tidak boleh menuntut banyak padamu, aku siapa? Baiklah, aku mencoba diam. Tapi perempuan itu butuh kepastian Sayang, aku sudah menurutimu untuk memberimu penerimaan, lalu apakah kepastian untukku hanya sebatas angin berlalu? Aku tak tahan.

Rabu, 03 Juli 2013

Rinai Hujan yang Pecah

Juli 03, 2013 1 Comments
Oleh: Rezita Agnesia Siregar

Patah gigihku mempertahankan rasa
Berjarak tatap, hati pun entah
Sepenggal langkah teraih
Berlari lirih tersapu buih
Terhitung centi-centi aromamu dari sini
Ulur tangan terasa panjang tak berujung
Dekatmu, jauh

Hujan masih saja tertawa
Tersenyum sinis memperhatikanku
Gemerciknya menyentil-nyentil emosiku
Bukan teduh, semakin panas
Memperhatikanmu