Tampilkan postingan dengan label FICTION. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label FICTION. Tampilkan semua postingan

Minggu, 07 Agustus 2016

PUISI Agnesiarezita di Harian Analisa - 29 Juni 2016

Agustus 07, 2016 0 Comments
MUARA SEGALA RASA
Oleh: Agnesiarezita
Pada gerimis senja kala itu
kudapati hembusan angin menerpa sisi-sisi anak rambutmu
pada matamu yang teduh
kutemukan aku bersemayam bertabuh rindu
kita saling diam
hanya suara angin yang memberi melodi kasih
aku masih menikmati lajunya air mengalir
pada anak sungai yang bermuara di hadapan kita
kau masih diam, entah berfikir apa
aku hanya bisa menikmati tarian rambutmu menggelayun manja
aku berteriak dalam dada
memintamu berhenti diam
berharap bersuara apa saja
setidaknya pahamilah bahwa rasaku mengalir deras
sederas air sungai yang bermuara di depan matamu

Rabu, 21 Oktober 2015

Ada dan Tiada

Oktober 21, 2015 3 Comments
Tersenyumlah sesumringah mungkin, maka kau akan lihat semua mata melihatmu sebagai sosok paling bahagia. Padahal nyatanya tak sebahagia itu. Dan menangislah sesedih kau bisa, maka kau juga akan melihat orang-orang memandangmu sebagai makhluk paling menyedihkan di dunia, padahal tak semenyedihkan itu. Terkadang hidup seperti itu, kebahagiaan dan kesedihan tak selamanya bisa dilihat dari keseharian, karena yang tahu kita bahagia atau tidak hanyalah diri sendiri.

Atau bahkan senyum dan tawa yang ceria itu hanya tercipta untuk mendoktrin orang-orang bahwa hidup kita sebahagia itu? Mungkin iya mungkin saja tidak. Dan yang aku fikirkan, apa aku termasuk golongan orang yang aku sebutkan barusan. Terlihat bahagia untuk menyampaikan pada orang lain bahwa aku sebahagia itu. Nyatanya aku tak merasakan apa-apa. Entah, aku pun tak tahu alasannya. Aku merasa dibutuhkan, tapi tak juga ada aku di antara peredaran. 

Rabu, 21 Januari 2015

[Cerpen] 13 Januari

Januari 21, 2015 4 Comments
Sore makin mendung, Juan bergegas pulang kerumah, untuk menagih janji ayahnya dihari ulangtahunnya kali ini. Kampus yang tidak jauh dari rumahnya membuatkanya hanya mengandalkan kaki untuk bisa sampai kerumah tanpa perlu naik kendaraan umum atau bahkan di jemput oleh ayah atau ibunya seperti tahun-tahun kemarin sebelum masuk ke bangku kuliah.

Rabu, 03 Juli 2013

Rinai Hujan yang Pecah

Juli 03, 2013 1 Comments
Oleh: Rezita Agnesia Siregar

Patah gigihku mempertahankan rasa
Berjarak tatap, hati pun entah
Sepenggal langkah teraih
Berlari lirih tersapu buih
Terhitung centi-centi aromamu dari sini
Ulur tangan terasa panjang tak berujung
Dekatmu, jauh

Hujan masih saja tertawa
Tersenyum sinis memperhatikanku
Gemerciknya menyentil-nyentil emosiku
Bukan teduh, semakin panas
Memperhatikanmu


Jumat, 24 Mei 2013

Menujumu

Mei 24, 2013 0 Comments

Oleh: Rezita Agnesia Siregar

Udara berhembus bergaduhan
Menerbangkan puing-puing masa laluku
Daun-daun seakan memperhatikan renungku
Diam dan menari bersama udara

Semilirnya berdendang sayup
Menyentil-nyentil bait namamu di telingaku
Teingat lagi raut wajahmu yang lalu melempar senyum
Berbisik syahdu tepat di sisi telingaku            
Saat udara ini menyebut lirih tentangmu

Aku ingat saat udara membawamu bersamaku
Duduk disini saling melempar senyum berpadu malu
Saling menahan jantung berpadu riang

Udara selalu bisa menyentuhmu kapanpun dia mau
Aku cemburu dan hatiku mendesau
Menguapkan bulir indah menggenang di bias pipiku
Aku akan terbang menujumu bersama udara
Dimana udara akan mengantarkan aku tuk meraih hatimu, Nanti.