Oleh:
Rezita Agnesia Siregar
Selamat
malam cinta, kau ingat ini hari keberapa sejak kita mulai membina? Aku fikir
kau tak mempermasalahkan itu lagi. Ya, kau terlalu fokus dengan semua masalah-masalahmu
itu, tanpa kau tau aku juga punya beribu masalah dengan satu judul saja, KAMU. Aku
sudah berusaha untuk menjadi dirimu, meniru sifatmu itu, yang tidak punya
kemauan untuk menahu tentang aku, yang kau katakan adalah duniamu. Belakangan ini,
mataku sembab.
Aku
memang sudah melupakan Hujan Inspirasiku kemarin, kuletakkan itu di dirimu,
tapi kau juga tak peka. Aku tahu, aku tidak boleh menuntut banyak padamu, aku
siapa? Baiklah, aku mencoba diam. Tapi perempuan itu butuh kepastian Sayang,
aku sudah menurutimu untuk memberimu penerimaan, lalu apakah kepastian untukku
hanya sebatas angin berlalu? Aku tak tahan.
Hari
ini aku mencoba melawan egoku, benar-benar melawannya, otakku yang keras ini
bersikeras untuk melarangku mengenalmu lagi, bahkan untuk tegur sapa padamu,
itu hanya sebatas logika yang membela statusku sebagai seorang wanita. Tapi intuisiku,
hati, radar dan semuanya itu, benar-benar mencarimu, membutuhkanmu. Memaksaku untuk
menyapamu malam ini, aku RINDU ucapan selamat malammu L
Karena
cinta yang MULAI menggila ini, aku tidak perduli jika aku harus diolok-olok
sebagai perempuan Kepo oleh otakku, hatiku berkata bahwa ini bukan perbuatan
gila. Tidak salah kan jika setelah sehari lalu kita saling hilang ingatan, aku
kembali mengingatkanmu bahwa kau sedang memiliki aku sekarang. Sudahlah, jangan
turuti rasa-rasa kadaluarsa itu lagi. SUDAH!!
Sakit
sekali, kau tahu langit yang berinai-rinai itu mewakili hatiku malam ini. Hujan
itu, dia tahu bagaimana suasana hatiku Sayang. Aku merindu, merindu, merindu. Harus
berapa kali kata itu aku ulang. Pesan-pesan yang melayang di ponselmu itu
adalah bentuk perhatianku, tapi tak juga berbalas. Malang sekali. Hingga tulisan
ini aku tulis pun, masih belum ada sebaris kalimat yang aku tunggu-tunggu,
sebatas kalimat “Selamat tidur, SAYANG.” Hanya itu, aku hanya butuh itu, untuk
tidurku yang lebih lelap. Kau tahu aku terjerat Insomnia sejak aku terlebih
dulu mencintai Literasi. Tapi jika kau suruh aku tidur, aku pasti akan tidur
sayang. Tapi kurasa kau tidak perduli. Baiklah, sepertinya aku tak perlu
menunggu dan bersabar lagi hanya untuk sebaris kalimat itu. Jika kau enggan
mengucapkannya, aku saja yang bilang “Selamat tidur, SAYANG.” Semangat untuk
aktifitasmu besok pagi ya, Selamat KKN J *waiting you.
Medan,
04/07/13 | 01.30 WIB
Beranda
Penantian.,
Nesya, selamat berbahagia kelak :)
BalasHapus