Judul :
Burlian, Serial Anak-Anak Mamak Buku-2
Penulis :
Tere Liye
Penerbit : Republika
Cetakan : IV, Oktober 2011
Tebal :
vi, 342 Halaman
ISBN :
979979110268-1
Burlian,
Si anak Spesial yang Percaya Diri adalah anak kedua dari empat bersaudara.
Memiliki dua kakak bernama Eliana dan Pukat serta satu adik bernama Amelia. Di
episode selanjutnya saya akan membahas tentang ketiga saudara Burlian ini,
setelah saya selesai membaca tiga buku lainnya Eliana, Pukat dan Amelia.
“Kau
sejak dilahirkan memang sudah berbeda, Burlian. Spesial…” (h. 1) Ya, Burlian
adalah lelaki kecil kebanggaan Mamaknya, selalu dianggap berbeda dan spesial.
Lalu apakah makna berbeda dan spesial tersebut membuat kakak dan adiknya
cemburu? Tidak, Mamak dan Bapak selalu mengasihi anak-anaknya dengan adil.
Sesuai porsinya, kakak dan adiknya pun memiliki kelebihan tersendiri di mata
Mamak dan Bapak mereka.
Di
dalam novel dengan 25 episode ini, Tere Liye menceritakan betapa berharganya
dunia anak-anak, betapa dunia nakal anak-anak akan menjadi pelajaran tersendiri
bagi kehidupan orang dewasa dan betapa masa anak-anaklah yang akan menentukan
bagaimana kelak anak itu dewasa.
Burlian,
terlahir dari orangtua yang tak tamat Sekolah Rakyat (Sekolah Dasar) membuat
Bapak terus menanamkan prinsip pada anak-anaknya betapa pentingnya pendidikan.
Untuk mendapatkan biaya sekolah keempat anaknya, Mamak dan Bapak bekerja keras
dari pagi hingga petang di kebun demi pendidikan yang dulu tak pernah mereka
rasakan hingga tamat. Namun begitu, dunia anak-anak tidak akan mengerti dengan
hanya dimarahi atau bahkan diberi teori. Burlian, anak kecil yang nakal, tidak
suka sekolah dan hobi bolos. Dan untungya ada Si kecil Amelia yang tinggal di
rumah, selalu banyak tanya hingga akhirnya tidak bisa menutup mulutnya untuk
tidak mengadukan apa-apa pada Mamak dan Bapaknya tentang yang telah dilihatnya
seharian. Dan akhirnya dapatlah di Burlian hukuman yang tak pernah ia duga,
dizinkan tidak sekolah dan seharian naik turun hutan untuk mencari kayu bakar.
Pelajaran penting, bahwa sekolah lebih mudah ketimbang bekerja seharian penuh
seperti Mamak dan Bapaknya. Bukan liburan yang ia dapat, yang ada hanya lelah.
Dalam
dunia Burlian si Penggila Buku, ada Pak Guru Bin yang rela mengabdi seumur
hidup demi pendidikan anak-anak Sekolah Rakyat di Desa. Pengabdian yang tulus,
rela digaji berapa saja atau bahkan tidak dapat gaji sama sekali, asalkan
anak-anak dapat mengecap bangku pendidikan, perangai ikhlas tersebut membuatnya
sangat dicintai oleh 13 muridnya, termasuk Burlian yang sangat bangga dengan
Pak Bin, meski terkadang Burlian bosan mendengarkan kalimat-kalimat motivasi
dari Pak Bin, Burlian tetap menyayanginya.
Suatu
ketika Sekolah dengan 13 murid itu ambruk, meninggallah dua murid kembar
tertimbun reruntuhan dan Burlian ikut ambruk terkena tempias reruntuhan. Dalam
kejadian tersebut, Burlian menjadi malaikat bersejarah dalam hidup Pak Bin, di
depan banyak media Burlian mengatakan bahwa ia menginginkan Pak Bin diangkat
menjadi PNS. Ah, saya terharu sekali bila menceritakan bagian ini. Semua berkat
keberanian Burlian. Setelah 15 tahun tidak diterima menjadi PNS karena tidak
mampu “menyuap”, akhirnya Pak Bin diangkat menjadi PNS dengan cara terhormat.
Burlian, Semua karena cintanya pada Pak Bin, guru kebanggaannya. Dan episode
Robohnya Harapan Kami (239) menjadi hikmah berharga bagi Pak Bin
Sifat
percaya diri dan ingin tahu Burlian membawanya pada banyak pengalaman baru. Termasuk
pengalaman baru mengenal Nakamura-san. Pria parubaya berkebangsaan Tokyo yang datang
ke Desa Burlian untuk menyelesaikan proyek pembangunan jalan. Nakamura-san yang
selalu memanggil Burlian dengan sebutan Burlian-kun ini telah menganggap
Burlian seperti anaknya sendiri. Bagaimana tidak, Nakamura-san memiliki anak
perempuan yang seumuran dengan Burlian. Dengan profesinya sebagai Penjelajah
Negeri demi sebuah proyek pembangunan, gadis kecilnya itu membencinya, merasa
benci sekali dengan keadaan, kenapa harus dipisahkan dengan ayahnya. Jadilah
Burlian sebagai teman sejawat yang selalu mendengarkan curhatannya. Aduhai,
Burlian yang masih terbilang anak ingusan ini sudah berlagak seperti sebaya
dengan Nakamura-san. Itulah, Burlian itu spesial.
Menembus
batas terlarang hutan, menjadi tahanan stasiun kereta karena meletakkan paku di
rel kereta demi sebuah pisau kecil, merubah teman yang pendiam menjadi
pemberani, bermain dengan senapan angin milik Bapak, ah itu semua belum
menggambarkan betapa spesialnya Burlian.
Dalam
buku bersampul biru dengan ilustrasi anak laki-laki kecil yang disisikan oleh
seeokor rusa dan pohon rimbun ini, Tere Liye terlihat ingin menggambarkan bahwa
di dalam dunia Burlian, si Spesial ini telah mampu mencuri kepercayaan Mang
Unus (Saudara Keluarga Burlian) dalam episode Mengintip Putri Mandi (h. 249) untuk
ikut menjaga kelestarian hutan yang telah menjadi pesan leluhur. “Burlian,
Pukat, leluhur kita hidup bersisian dengan alam lebih dari ratusan tahun. Maka
hidup dari kasih sayang hutan yang memberikan segalanya. Maka sudah
sepatutnyalah mereka membalas kebaikan itu dengan menjaga hutan dan seluruh
isinya.” Putri Mandi? Itulah Rusa yang digambarkan Mang Unus dalam pelosok
hutan yang tiada orang lain mengetahuinya.
Dan
pohon rimbun yang bersisian dengan Burlian di cover buku biru ini agaknya
merupakan Pohon Bungur Raksasa yang sedari awal diceritakan Mamak dalam episode
Hari Dilahirkan (h.1), bahwa sejak Burlian dilahirkan, Burung yang singgah di
pohon besar tersebut melenguh menyeramkan sekali.
Buku
Best Seller ini juga menjelaskan
betapa tidak bermoralnya pemimpin yang membeli suara rakyat demi kusi jabatan.
Dan betapa pentingnya memiliki pemimpin meski tidak ada yang pantas. Juga
betapa tidak eloknya memperolok calon pemimpin yang buruk tapi yang memperolok tersebut
tak mampu mencalonkan diri menjadi pemimpin. “…Kalau kalian benci, kenapa
kalian tidak mencalonkan diri? Kenapa kalian tidak menunjuk salah seorang di
antara kalian untuk melawannya dalam pemilihan? Itu lebih baik dibandinkan
hanya sibuk menggunjingkan..” (h. 234) “… Dan yang lebih jahat lagi, ketika
seorang pemimpin telah terpilih, kau justru lebih asyik memperoloknya
dibandingkan membantunya bekerja…” (h. 237)
Selanjutnya,
meski berbatas ekonomi, persahabatan antara Burlian dengan Nakamura-san membawa
Burlian merengkuh impiannya melanjutkan sekolah ke Jakarta, Nakamura-san
menawarkan diri untuk menyekolahkan Burlian di Kota Jakarta. Hingga akhirnya siapa
sangka bahwa pada akhirnya Nakamura-san bertemu dengan Keiko, gadis manis yang
dulu selalu diceritakan Nakamura-san padanya. Jodoh itu, tidak harus selalu
bertemu saban hari. Burlian saja tidak pernah membayangkan akan bertemu dengan
gadis Tokyo. Mungkin saja jodoh.
Di
dalam novel yang tebalnya 342 halaman ini, penikmat novel bukan hanya akan
menikmati alur cerita yang akan membuat kita kembali bernostalgia dengan masa
kanak-kanak kita. Novel ini juga memberikan beberapa ilmu pengetahuan tentang
hal-hal yang mungkin belum kita ketahui sebelumnya. Di novel ini meski terdapat
banyak bahasa daerah yang tidak dimengerti, namun Tere Liye lihai memberikan
penjelasannya lewat footnote (catatan
kaki) yang menjelaskan pengertian dari setiap kata daerah yang diletakkan di
akhir tulisan per halamannya. Misalnya saja Kopi Luwak, Tere Liye menjelaskan
bahwa Kopi Luwak terbuat dari buah kopi yang dimakan Luwak (Musang), lantas
kotoran bijinya yang tidak hancur oleh pencernaan Luwak keluar dalam bentuk
butiran kopi (masih ada kulit keras buahnya; kotoran Luwak inilah yang diolah
menjadi bubuk kopi) (h. 6) siapa sangka kalau ternyata Kopi Luwak yang kata
orang merupakan kopi termahal dan berkelas itu memiliki proses yang
menjijikkan.
Sungguh,
betapapun banyak pujian, tidak mampu saya tuangkan di review saya ini. Tere
Liye benar-benar menyentil telinga para orangtua untuk tidak meremehkan masa
kanak-kanak. Mengajarkan kesederhanaan dalam hidup tanpa mendikte dan serasa
digurui. Mengajarkan pada anak untuk mencintai dan menghargai jerih payah
orangtua. Untuk para orangtua dan remaja ataupun siapapun anda, buku ini sangat
cocok anda konsumsi. Tidak ada ruginya mengambil pelajaran dari pengalaman
orang lain. Termasuk pengalaman hidup si Spesial, Burlian.
Peresensi Rezita Agnesia Siregar,
Mahasiswa Jurusan Hukum Perdata Keluarga di IAIN Sumatera Utara
dek coba liaten templatemu lagi ada yang error tuh ditemplatemu soalnya kamu salah nruh kode css nya yang .comments-content .icon.blog-author itu letakkan di css .comment juga dek digolonganya itu klu masih bngung hbngi fbku aj ya presta setyawan
BalasHapusoiya gunakan juga threated comments di template kamu karena template kamu tidak menggunakan threated comments makanya jadi gak muncul
BalasHapusSaya pun bingung memperbaikinya, Mas. Saya sudah inbox fb nya Mas. Mohon bantuannya. Terimakasih banyak :)
Hapus