Sabtu, 02 September 2023

Dampak Karhutla (Kebakaran Hutan dan Lahan) pada Makhluk Hidup


Tidak habis fikir, penyebab kebakaran di Bromo karena penggunaan flare saat preweding. Ternyata kebakaran kecil pun tidak mudah dipadamkan jika lahan gambut sudah benar-benar terbakar, karena lahan gambut yang terbakar sangat sulit terdeteksi, meski terlihat sudah padam, namun nyatanya bisa lebih besar membakar lahan lainnya karena pusatnya ada di bawah tanah.


Mestinya kita sama-sama menjaga hutan dan taman nasional untuk keberlangsungan hidup sesama makhluk hidup, teliti lagi dalam bertindak, karena hal sepele pun bisa berdampak sangat besar. Maka dari itu penting sekali bagi kita untuk menjaga hutan di Indonesia, karena jika sudah terbakar maka akan merusak ekosistem makhluk hidup dan menyebabkan perubahan iklim yang menjadikan bumi makin panas.


Setiap tahun dampak perubahan iklim semakin nyata, kemarau panjang, curah hujan ekstrim, gelombang panas dan kebakaran hutan yang semakin besar, terdengar menakutkan untuk kita. Tetapi kunci untuk menjadikan bumi layak huni adalah hutan yang terjaga, dan masih banyak orang yang belum tahu, bahwa fungsi hutan lebih dari sekedar menyerap karbon dari atmosfer.


Hutan adalah pengatur iklim seluruh dunia, para ilmuan menemukan adanya hubungan langsung antara deforestasi dan peningkatan suhu ekstrem. Di negara tropis yang sudah panas, kondisi ini bisa mengancam kehidupan, terutama bagi orang-orang yang bekerja di luar ruangan.


Hutan berfungsi sebagai pelembap alami dan membantu mendinginkan, juga melembapkan atmosfer. Pohon menarik uap air dari tanah dan melepaskannya ke udara. Di negara seperti Indonesia dan Malaysia, hutan dapat menurunkan suhu hingga 4,5 derajat celcius.


Di negara beriklim sedang penelitian baru menunjukkan hutan mendinginkan suhu dengan menarik awan rendah yang memantulkan sinar matahari kembali ke atmosfer. Saat krisis iklim membuat dunia semakin kering dan panas, kita membutuhkan hutan lebih dari sebelumnya, tapi itu bukan satu-satunya kenapa kita membutuhkan hutan


Hutan memberikan kontribusi penting bagi ketahanan pangan dengan membantu menjaga kondisi lingkungan yang diperlukan untuk produksi pertanian. Hutan menstabilkan tanah, mencegar erosi meningkatkan kemampuan tanah untuk menyimpan air dan menjaga suhu air dan tanah.


Petani di wilayah tropis seperti Indonesia dan Brazil telah merasakan dampak perubahan iklim dan menderita dengan berkurangnya hasil panen dan produktivitas tanah. Akibat deforestasi, musim kemarau semakin panjang dan parah. Jika suhu terus meningkat, banyak tannaman seperti kopi, kakao dan alpukat, bisa punah.


Hutan yang sehat sangat penting untuk ketahanan pangan dan penghidupan masyarakat lokal, hutan menghasilkan curah hujan yang mengairi tanaman dan menjaga kesuburan tanah yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil panen yang baik. 


Menjaga hutan tetap lestari sangat penting untuk produksi pangan, masyarakat yang maju dan iklim yang terjaga, masyarakat yang maju dan iklim yang terjaga. Saat deforestasi terjadi pada ekosistem yang masih utuh seperti hutan lindunga, maka kondisinya menjadi lebih rentan, hutan yang dulunya sehat dibakar untuk membuka lahan bagi tanaman industri. Beberapa perusahaan secara langsung terkait dengan kebakaran hutan ini, yang mengubah ekosistem alami menjadi perkebunan besar hingga mengancam masyarakat adat dan keanekaragaman hayati.


Sudah saatnya kita mengambil langkah untuk melindungi hutan dan menjaganya dari ekspansi agresi tanaman industri. Hutan tidak hanya menyerap karbon dari atmosfer tetapi juga menjadi pengatur iklim yang membuat bumi tetap layak huni. Kita tahu bahwa bumi sedang memanas, hutan dapat memainkan peran kunci dalam menurunkan suhu bumi, mengurangi resiko kekeringan dan menjaga iklim di bumi tetap aman untuk kita tinggali. Bumi yang sehat dan manusia yang sehat membutuhkan hutan yang sehat. Kita jaga hutan, hutan jaga kita.


Langkah sederhana untuk menghindari Karhutla (Kebakaran Hutan dan Lahan)


1. Mengurangi Penggunaan Kertas Berlebih


Kerta yang kita gunakan sehari-hari untuk mencatat agenda pelajaran dan pekerjaan adalah terbuat dari kayu, yang mana tentunya juga berasal dari hutan. Semakin banyak produksi kertas, maka semakin tinggi pula terjadinya penebangan hutan secara berlebihan. Jika hutan tidak lagi rindang, maka semakin cepat terjadinya efek rumah kaca yang akan membuat bumi semakin panas dan kemarau. Oleh karena itu, bijaklah dalam menggunakan kerta, lebih baik memanfaatkan teknologi yang sudah ada dengan menggunakan smartphone, laptop dan komputer. Hal tersebut bisa membantu menekan proses penebangan hutan yang berlebihan. Hutan akan tetap terjaga kelestariannya dan dengan cara sederhana ini kita sudah ikut berkontribusi dalam pencegahan penebangan hutan secara berlebihan.



2. Tidak Membuang Sampah Sembarangan di Hutan


Sampah itu bukan hanya dalam bentuk sampah rumah tangga, tapi putung rokok pun sampah yang tidak bisa disepelekan karena banyak kasus yang ternyata bisa membuat kebarakan. Bertamasya ke hutan adalah hal yang menyenangkan karena pepohonan yang rindang membuat kita lebih relax, tapi jangan lupa untuk membawa kembali sampah yang kita bawa tanpa meninggalkan jejaknya di hutan, itu lebih baik daripada merasa sampah dapat mengurai dengan sendirinya.

Tidak hanya rokok, penggunaan flare pun bisa menyebabkan kebarakan jika tidak dengan dengan bijak, seperti yang terjadi di Bromo. Kebarakan hutan memiliki dampak terhadap makhluk hidup, tidaak hanya manusia yang akan menghirup kabut asap penyebab penyakit dan mengganggu aktivitas sehari-hari, tapi juga fauna yang akan kehilangan habitatnya.


Untuk itu, yuk kita saling menjaga hutan dan melestarikannya. Jangan hanya ingin menikmati keindahannya saja tapi tidak mau menjaganya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar