Jumat, 21 Oktober 2022

Upaya Perlindungan Lahan Gambut demi Menahan Laju Perubahan Iklim dan Selimut Polusi

sumber foto: econusa

Bila membahas perubahan iklim dan kerusakan yang nantinya akan terjadi, perawatan lahan gambut jadi salah satu solusi yang harus diseriusi, mengingat lahan gambut di Indonesia jadi lahan gambut terluas ke-4 di dunia yang luasnya 15-2- juta ha. Bahkan lahan gambut jadi lahan gambut tropis terluas ke-2 di dunia setelah Brazil, disusul Kongo, Tiongkok dan Kolombia.


Lahan gambut Indonesia dinilai penting bagi dunia karena menyimpan setidaknya 57 gigaton karbon, membuat kawasan ini sebagai salah satu kawasan utama penyimpan karbon dunia. Surga karbon lahan gambut Indonesia hanya mampu ditandingi oleh hutan hujan di Amazon yang menyimpan 86 miliar ton karbon.


Lahan gambut tropis tertua di dunia ditembukan di pedalaman Kalimantan yang diperkirakan telah terbentuk sejak 47.800 tahun lalu. Lahan gambut ini juga memiliki lapisan yang sangat dalam yakni 18 meter yang setara dengan tinggi bangunan enam lantai.


Lahan gambut seringkali dianggap sebagai laha  terbuang yang dapat dikeringkan dan dialihfungsikan, oleh sebab itu hal ini menjadi penyebab utama degradasi dan alih fungsi lahan gambut, terutama akibat semakin terbatasnya ketersediaan lahan mineral.


Demi kepentingan pertanian dan perkebunan skala besar, lahan gambut dikeringkan secara terus menerus untuk mencegah air kembali membanjiri gambut. Siklus surutnya dan pengeringan gambut yang terus berlangsung menjadi sumber emisi karbon yang tidak akan berhenti.


Padahal lahan gambut Indonesia bernilai penting bagi dunia karena menyimpan 53-60 miliar ton karbon, membuat kawasan ini sebagai salah satu kawasan utama penyimpan karbon dunia.


Kenapa lahan gambut harus dilindungi?


- Lahan gambut sebagai habitat untuk perlindungan keanekaragaman hayati, sebab berbagai macam flora dan fauna dapat tumbuh dan tinggal di lahan gambut. Beberapa jenis flora sangat berguna bagi masyarakat sehingga perlu dibidadayakan. Sementara fauna yang tinggal di lahan gambut berperan penting dalam menjaga keberlangsungan hidup ekosistem gambut lainnya.


- Lahan gambut menunjang perekonomian masyarakat lokal karena berbagai tanaman dan hewan yang habitatnya di lahan gambut dapat menjadi sumber pangan dan pendapatan masyarakat sekitar gambut.


- Lahan gambut dapat mengurangi dampak bencana banjir dan kemarau karena gambut memiliki tekstur tanah yang tidak padat sehingga memiliki pori-pori yang besar. Besarnya pori-pori tanah gambut relatif tinggi berkisar antara 70%-95% sehingga dapat menampung air sebesar 450%-850% dari bobot keringnya atau hingga 90% dari volumenya. Tanah gambut juga memiliki kemampuan menyimpan air yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tanah mineral.


Daya serap dan simpan air yang besar ini memungkinkan gambut untuk menyimpan air di musim hujan sehingga area sekitarnya tidak banjir. Sebaliknya, pada musim kemarau air yang tersimpan di gambut dapat dilepaskan ke sungai dan area sekitarnya sehingga tidak mengalami kekeringan.


Kenapa lahan gambut tidak boleh kering?


- Ketika lahan gambut kering, api kecil atau bahkan rokok bisa memicu kebakaran.

- Api bisa menyebar hingga lapisan gambut dalam yang kedalamannya bisa 4 meter

- Walaupun api di permukaan sudah padam, bukan berarti api di lapisan dalam juga padam

- Api bisa bertahan berbulan-bulan bahkan menjalar ke tempat lain.


Akibat dari Kerusakan Lahan Gambut



- Banjir, terjadi jika fungsi hirdologis gambut hilang maka akan mengancam keberlangsungan pertanian masyarakat sekitar.

- Kebakaran, pengeringan gambut berdampak pada tingkst kebakaran yang tinggi. Fungsi penyerapan air pada gambut yang sangat kering akan sulit dilakukan karena dalam keadaan tersebut gambut sudah tidak berfungsi sebagai tanah dan sifatnya sama seperti kayu kering

- Kabut Asap, Api yang menjalar ke bawah permukaan tanah menyebabkan pembakaran yang tidak menyala sehingga hanya asap putih yang tampak di atas permukaan kegiatan pemdaman kerap sulit dilakukan serta menimbulkan masalah kesehatan masyarakat sekitarnya.

- Pencemaran Tanah, pirit adalah mineral tanga (kandungan FeS2) yang sering ditemukan di lahan rawa dan akan teroksidasi menjadi senyawa beracun dengan kandungan besi dan alumunium apila bertemu dengan udara (oksigen)



-Hilangnya Keanekaragaman Hayati, menyebabkan dampak besar bagi ekologi, perlahan akan mempersempit ruanag hidup satwa, punahnya tanaman-tanaman endemic gambut tropis dan imbasnya justru akan berujung pada kehidupan masyarakat.


Upaya perlindungan lahan gambut demi menahan laju perubahan iklim dan selimut polusi


Kebanyakan alih fungsi lahan gambut menggunakan metode pengeringan, pembakaran dan deforestasi sehingga melepaskan cadangan karbon di gambut ke atmosfer. Gambut yang terdegredasi akan menjadi kering dan mudah terbakar sehingga memperparah intensitas cadangan karbon yang lepas ke atmosfer.


Gambut menyimpan cadangan karbon yang besar sehingga ketika lahan gambut terganggu, digunduli tutupan pohonnya, dikeringkan lalu mengalami alih fungsi, simpanan karbon di dalam gambut terlepas ke udara dan menjadi sumber utama emisi gas rumah kaca. Lahan gambut mengandung dua puluh kali lipas karbon lebih banyak dibandingkan dengan lahan mineral.


Apa yang terjadi bila emisi rumah kaca terus menerus dan semain banyak terlepas ke permukaan bumi?


Terjadilah Selimut Polusi yang menjadikan bumi diselimuti oleh kumpulan gas-gas emisi rumah kaca yang akan membuat bumi semakin panas dan menambah laju perubahan iklim. Diperparah lagi dengan polusi dari kendaraan, pabrik, pembangkit listrik dari batubara dll.


Lalu apa yang bisa kita lakukan?


- Menyuarakan tentang pentingnya lahan gambut

- Ikut berpartisipasi dalam aksi pemulihan lahan gambut, restoraso dengan penanaman kembali

- Mendorong pemerintah agar serius dalam komitemennya untuk perlindungan dan pengelolaan lahan gambut yang lestari, seperti yang tertera dalam:


Pertaruran Pemerintah (PP) No. 57 tahun 2016 jo PP No. 71 Tahun 2014. Perlindungan total pada hutan, alam, lahan gambut dan daerah pesisir.


Instruksi Presiden (Inpres) No. 5 tahun 2019: Penghentian pemberian izin baru dan penyempurnaan tata kelola hutan alam primer dan lahan gambut, Inpres ini merupakan perbaikan dari inpres No. 6 tahun 2017 tentang penundaan izin baru dan penyempurnaan tata kelola hutan alam primer dan lahan gambut.


Semoga dengan hal kecil yang kita lakukan bersama-sama bisa memberikan dampak besar demi menahan laju perubahan iklim dan selimut polusi.

1 komentar: