Senin, 03 April 2017

# COMPETITION

#MemesonaItu Work with Your Passion


#MemesonaItu Work with Your Passion
#MemesonaItu Work with Your Passion
Beberapa tahun lalu, tepatnya 2011. Aku adalah siswa yang baru lulus Aliyah (SMA), tidak pernah terbayang sekalipun akan memasuki universitas yang saat ini telah memberiku gelar Sarjana Hukum, bukan karena ia termasuk universitas ternama, terlebih karena lingkungan teman-temanku pun tak memasukkannya ke dalam daftar universitas incaran mereka.

Di kalangan anak SMA yang labil, memasuki universitas menjadi ajang ikut-ikutan. Seperti terkesan tidak ingin berpisah dari kawan. Padahal sebenarnya dimana saja belajar, kita tetap bisa berteman. Begitulah pesan Ibuku.

Kemudian aku cari tahu sendiri, pasal apa yang membuat mereka enggan mendaftar di universitas ini. Dan setelah kutahu jawabannya, untuk apa aku ikuti jejak mereka?

Ya, ternyata benar. Universitas ini “tidak beken” lebih tepatnya tidak hits. Lebih parahnya lagi, mereka memposisikan universitas ini sebagai pilihan terakhir bila mereka tidak lulus di universitas idaman mereka.

Baiklah aku paham, aku menyadari persepsi masing-masing diri. Apakah kampus kamu termasuk kategori seperti ini?

Tapi aku percaya, bukan universitas yang akan menempah kita menjadi “manusia” tapi kita sendiri, bagaimana kita membawa diri menjadi manusia yang lebih mumpuni.

Di semeseter awal, aku mengikuti organisasi Pers Mahasiswa. Aku seperti menemukan dunia baru, belajar bagaimana menulis berita, mengedit, memotret bahkan mendesain.

Kemudian aku mendalaminya, memfokuskan diri dalam dunia menulis dan memotret, aku menyukai keduanya tanpa ada keinginan untuk hanya fokus dari satu diantaranya. Aku ingin mengembangkan moto hidupku “Taken with Mood & Written with Love” dan aku seperti menemukan jurusan baru di universitasku.

Di tengah perjalanan kuliahku, aku kembali mengingat alasan teman-temanku untuk tidak memilih universitas ini. Ya mungkin aku sudah terjebak, pada pilihan yang seharusnya tidak aku pilih. Aku berada di jurusan yang tidak aku senangi. Tapi kemudian aku sadar, bukan universitasku yang salah, aku yang tidak mampu memfokuskan arah. Bidikanku manual, pandangku buram hingga akhirnya hasil motretku blur.

Tapi satu hal yang aku percaya kenapa Tuhan mencebloskan aku di universitas ini, yaitu aku dipertemukan dengan dunia yang akhirnya membuatku jatuh cinta sejatuh-jatuhnya.

Aku belajar menulis dan motret bukan karena tuntutan SKS, melainkan tuntutan passion. Ya, aku menemukan passion-ku di sini. Di Organisasi Pers Mahasiswa yang aku kenal sebagai jurusan kedua di universitas tempatku bernaung.

Waktu bergulir sesuai detak-detik waktu. Aku lulus sebagai Sarjana Hukum, aku juga “lulus” dari jurusan Jurnalistik di organisasi Pers Mahasiswa. Hari itu, aku memiliki “dua” gelar.

Setelah lulus, aku langsung bekerja di tempat yang memang membutuhkan aku sebagai pegawainya. Mungkin karena label Sarja Hukum yang terpampang jelas di belakang namaku.

Tetapi, lambat laun aku bekerja, aku tidak menemukan kenyamanan dan aura diriku di dalam hari-hari yang aku jalani. Aku seperti robot yang bekerja hanya karena tuntutan gelar, aku merasa ini bukan duniaku.

Selama bekerja, aku masih terus menulis. Mendalami kesukaanku ketika di organisasi dulu. Setelah lulus, majalah dan website kampus tidak lagi menjadi media belajarku, melainkan kini berganti menjadi blog pribadiku.

Aku mulai berfikir untuk resign dari pekerjaanku dan mencari pekerjaan sesuai passion-ku, tapi aku takut memulai. Aku takut menganggur, bagaimana bila tidak mendapatkan pekerjaan? Itu pemikiran yang lumrah sekali. Tapi, aku tidak henti mencari, sampai aku benar-benar berhenti dan berkata dalam hati, “Ya, ini yang aku cari.”

Kemudian, aku memberanikan diri untuk melamar pekerjaan di perusahaan yang sama sekali tidak membutuhkan sarjana hukum. Dengan pengalaman sebagai jurnalis kampus, bermodal portofolio tulisan dan hasil foto di majalah kampus, aku berangkat penuh percaya diri.

Aku dengan cakap memperkenalkan diriku, mempresentasekan portofolioku dengan detail. Sungguh, aku seperti seseorang yang tengah menjual diri kala itu. Selama aku memang benar bisa melakukannya, aku katakan “Ya, aku bisa.”

Dan, aku diterima.

Aku resign dari tempat kerja lamaku, yang menjanjikan masa depan cerah. Yang mana semua orang ingin berada di posisiku, membayar mahal untuk duduk di tempatku, tapi aku sama sekali tidak menginginkan itu. Pegawai Honor. Masa depan pegawai honor yang akan diangkat jadi PNS. Sampai kapan akan menunggu? Entahlah, yang pasti aku sudah memilih untuk duduk di kursi yang saat ini sudah aku pilih.

Hari ini, aku bekerja tidak dengan ijazah Sarjana Hukum melainkan “Ijazah” organisasiku. Aku menjadi seorang Copy Writer di Perusahaan Periklanan ternama di Sumatera Utara, meski tidak ada yang menjamin bagaimana masa depan seorang Copy Writer, tapi inilah pilihanku. My Passion make me be creative and to be productive.

Bermodal portofolio yang bahkan dulu tidak kusadar akan sebegini penting jadinya. Dulu, aku menulis memang karena aku suka, aku memotret memang karena kucinta.

Yang lebih membuatku takjub. Kini aku menjadi seorang Female Photographer di Medan. Meski kebanyakan seorang fotografer adalah pria, tapi aku tidak pernah mempermasalahkan itu.

Aku kira kesenanganku saat memotret hanya berakhir di majalah dan website kampus. Ternyata kini beralih ke dunia komersil, aku menjadi fotografer prewedding dan wedding. Namun, aku tidak meninggalkan hobiku yang menggilai Street Photography, aku masih terjun ke tempat-tempat yang tidak didatangi perempuan pada umumnya, aku membidik apapun yang ingin aku bidik, kehidupan jalanan yang patut kita bekukan, potret jalanan yang tentu sarat akan seni dan semua itu aku lakukan tentu dengan kesenangan. Karena aku percaya, menjadi berbeda itu anugerah.

Akhirnya aku percaya, universitas tidak mutlak menempah mahasiswanya menjadi cerdas, tetapi mahasiswanya lah yang harus bersikeras mejadikan dirinya cerdas. Dan kepercayaan diriku, membuat diriku bangga aku pernah jatuh dan utuh secara bersamaan.

Dan bagiku, #MemesonaItu kita berani teguh pada pilihan yang telah kita kukuh. And now i’m work with my passion.











Nah, untuk menjadi #MemesonaItu kita cukup melakukan sesuatu sesuai dengan passion diri kita. Jangan lihat kelebihan orang lain, lihatlah kelebihan diri sendiri, lalu kembangkan. Bagaimana caranya agar fokus pada passion diri? berikut tipsnya:





Menjadi #MemesonaItu sesungguhnya mudah, jadilah diri sendiri namun tetap menjaga penampilan. Lakukan kegiatan yang bermanfaat sesuai dengan passion yang kita bisa, jangan memaksakan diri jadi orang lain. Karena sesuatu yang dipaksakan akan terlihat tidak baik hasilnya. Sebaliknya, sesuatu yang dikerjakan dengan tulus makan akan terpancar pula hasil baiknya.

Be Yourself & Stay Beautiful
Seimbangkan inner & outer beauty

Perempuan tentunya adalah makhluk yang cantik, itu adalah lumrahnya perempuan. Kalian pasti pernah dengar lagu “Kamu cantik cantik dari hatimu..” Nah, kecantikan bukan hanya terlihat dari fisik, tapi juga dari hati, jika hati kita sudah cantik, maka kecantikan yang tulus akan terpancar dari dalam diri kita. Itulah inner beauty dan meskipun inner beauty itu ada, bukan berarti tidak mementingkan penampilan dong. Kalau kita bisa membuat orang lain memandang kita nyaman, itu sesuatu yang baik juga kan. Jangan mau berpenampilan asal-asalan hanya karena berfikir inner beauty akan terpancar. Sebab inner dan outer beauty itu sebenarnya harus seimbang loh.






Banyak sekali orang yang tidak percaya pada dirinya sendiri hanya karena melihat dirinya tidak lebih baik dari orang lain. Padahal setiap orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing, seharusnya kita percaya bahwa kelebihan dari diri kita belum tentu dimiliki oleh orang lain yang kita anggap memiliki kelebihan.

Bersama Gubernur & Wakil Gubernur Sumatera Utara dalam acara Kopdar bersama Blogger

Caranya hanya satu, bersyukur. Bersyukur akan membuat kita lebih percaya diri, maka setelah itu mulailah melangkah meraih mimpi. Lakukanlah hal-hal yang kita sukai, tonjolkan sesuatu yang menjadi passion kita. Beranikanlah diri untuk tampil di depan umum, karena kita berharga. Maka percayalah pada diri kita.



Berani tampil beda merupakan sesuatu hal yang tidak bisa dilakukan semua orang. hanya orang-orang pilihanlah yang dapat melakukannya. Tidak perlu jadi generasi ikut-ikutan untuk bisa dikenal orang lain. Justru, saat kita menjadi penggagas, menjadi promotor pada sesuatu yang baru, maka kitalah yang akan dikenal oleh banyak orang, bukan sebagai pengikut.

#MemesonaItu Be Different
Meski perempuan, bukan berarti tidak kuat mengangkat beban tas carriel & mendaki gunung

Karena untuk jadi #MemesonaItu kita harus tampil sebagai diri kita seutuhnya, bagaimanapun kita adalah juaranya. Sebab kita berbeda, maka buatlah orang lain terpesona dengan hal-hal unik dan berbeda yang kita lakukan.





Seseorang yang kreatif itu memiliki pemikiran out of the box, ide-denya selalu membuat orang lain terpanah. Kamukah salah satunya?

#MemesonaItu Be Creative & Productive
Berkarya dengan hobi

Misalnya di saat rapat, atasan kamu meminta pendapat pada karyawan, nah kita berani menyalurkan ide yang tidak biasa, tidak seperti ide pada umumnya. Maka seisi ruangan akan terkesima mendengar ide yang kita sampaikan. Nah, #MemesonaItu mampu membuat orang lain terpukau karena kreatifitas kita.



#MemesonaItu Be Creative & Productive
Selain berkarya lewat tulisan, tentu juga berkarya lewat lensa. Be the best Female Photographer
Setelah jadi perempuan yang kreatif, maka teruslah mengasah diri untuk produktif pada apa yang kita anggap “Gila”, sesuatu yang dilakukan dengan produktif maka nantinya akan menjadi brand tersendiri bagi nama baik kita. So, get your crazy dream.





“Gak ada lo gak rame” kita pernah sangat familiar kan dengan istilah itu. Apakah saat kamu tidak ada, teman-temanmu merasa kehilangan? Atau malah biasa saja, ada atau tiada kita justru tidak berdampak apa-apa? Duh, yuk deh dari sekarang menjadi bagian penting bagi sekitar kita. Minimal lingkungan kecil di kelas atau lingkungan kantor.

#MemesonaItu Be Good Influencer
Jadilah bagian penting di komunitas dan organisasi yang kita ikuti

Karena #MemesonaItu mampu membuat orang-orang yang berada di dekat kita merasa nyaman, selalu ceria dan penuh kehangatan.

#MemesonaItu Be Good Influencer
Berbagi dan jadilah perempuan inspiratif bagi sekitar dan menebar kebaikan


Ini memesona versiku. Jadi #MemesonaItu bagaimana menurut kamu?

#MemesonaItu

18 komentar:

  1. Cewek mendaki gunung itu keren. Titik.

    BalasHapus
  2. Aku pernah mengalami hal yang sama, kuliah di institusi yang dianggap teman-temanku tidak unggul. Tapi setelah lulus dan mendapatkan pekerjaan bagus, aku jadi merasa bukan institutnya lah yang menjamin masa depan seseorang. Malah temanku yang kuliah di institut ternama malah kerjanya yaaa hehe gitu deh. jadi curhat kan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya bener deh pokoknya tergantung kitanya bukan institusinya.

      Hapus
  3. Wah mbak sudah nulis buku? bisa dibeli dimana mbak? mau dong

    BalasHapus
  4. Ajib dah, baru kali ini lihat fotografer wedding itu cewek. Good job mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih bang hehe semoga bisa membumingkan female photografer di Indonesaaah tercintah :D

      Hapus
  5. Fotografer cantiknya kapan nyusul difotoin? masa motoin orang muluk hahahah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Besok deh kalau gak ya besoknya lagi xixixiixi

      Hapus
  6. Memesona itu mau membiayai kuliah sendiri meski orangtua menyanggupi. Semangat kaka...

    BalasHapus
  7. Pengen bnget naik gunung begitu, aku main ke mall mulu sih.

    BalasHapus
  8. Ikut komunitas dan berkontribusi positif itu juga memesona menurutku. Karena kalau cewek cuma bisa melukis alis aja gak cukup ya hahaaha

    BalasHapus
  9. Nulis buku, motret nikahan. Lengkap ya hobinya

    BalasHapus
  10. Istimewaa mbaak :D Bekerja sesuai passion sekaligus mengembangkan potensi diri sehingga bisa melahirkan karya-karyaa yang luar biasaa. Terus bangga jadi diri sendiri karena setiap dari kita terlahir unik dan istimewaa :D

    BalasHapus
  11. Istimewa itu, punya kakak yg mau minjemin barang2 ke adeknya haha

    BalasHapus