Oleh:
Rezita Agnesia Siregar
Siapa bilang liburan harus dihabiskan untuk mengunjungi
tempat-tempat mewah dan mahal? Yang terpenting adalah suasana bagaimama kita
bisa membawa diri kita menjadi lebih bernilai meski liburan di tempat yang
sederhana. Libur semester kali ini aku memutuskan untuk melumat habis isi Medan
Zoo (apa? Mau makan seluruh binatang yng ada disana? Oh tidak!) bukan untuk
memasukkan seluruh isi Medan Zoo ke dalam perut, tapi memasukkannya ke dalam memori
otakku yang paling dalam agar liburan seru kali ini akan selalu ku ingat sampai
penuaan mengusik hidupku) Ku ambil ponselku dan kulayangkan pesan untuk kedua
sahabatku, Irma dan Devy. Dalam pesanku aku menyatakan untuk mengajak mereka
liburan ke Medan Zoo minggu ini, singkat cerita sahabat-sahabatku pun bersedia
untk liburan ke Medan Zoo.
Minggu pagi, sebelum berangkat aku harus mengerjakan tugas
rutinku yaitu membersihkan rumahku serta membereskan seluruhnya tanpa
terkecuali. Setelah semua beres tepat pukul 11.00 wib aku pergi ke suatu tempat
yang kami janjikan untuk berkumpul. Seperti biasa kami selalu mengandalkan jasa
angkutan umum untuk membawa kami ke tempat yang kami inginkan, itu karena hanya
Irma yang bisa mengendarai sepeda motor, bagaimana mungkin kami harus bertiga
dalam satu sepeda motor, bisa-bisa ban sepeda motornya akan kempes karena
ditungangi oleh tiga manusia. tepat di persimpangan lampu merah balai kota , terlihat Devy tengah menunggu kehadiran aku dan Irma,
beberapa menit kemudian datanglah Irma, dengan santainya Irma memuji dirinya
sendiri "aku tambah tinggi kan
teman-teman?" "iya memang, karena pakai highels kan ! Huu !". Soray aku dan devy.
Kemudian kami menyetop angkot yang kan membawa kami ke Medan Zoo. Sebelum naik
ke angkot tersebut kami memastikan lagi bahwa angkot ini benar menuju Medan
Zoo, karena ada istilah menyatakan “malu bertanya sesat di jalan”, jadi
daripada tersesat tak ada salahnya bertanya kan. Di perjalanan mendekati Medan
Zoo kami menikmati suasana desa yang masih sangat pekat dengan persawahannya,
Senangnya bisa liburan bareng sahabat tercinta.
Akhirnya tibalah kami di pintu masuk Medan Zoo, tepat pukul
13.00 wib. sebelum kami membeli tiket, seorang ibu parubaya menawarkan kami
untuk membeli kacang kulit miliknya " nak beli kacang nak! Satu bungkus
cuma seribu saja, bisa untuk kalian makan dan bisa juga untuk ngasih makan
kembaran kalian nak." (waduh,masak kami di bilang mau ngasih makan
kembaran, kembaran monyet gitu? Wah wah, tapi bener juga sih, agak mirip
memang, tapi si Irma deng yang lebih mirip, haha) namun kami masih enggan
membelinya. Kami pun menolak tawaran ibu tersebut.
Kemudian kami membeli tiket masuk seharga Rp 7000 dan sudah
termasuk biaya penanggungan jika terjadi hal yang tidak diinginkan, setelah masuk
kami melihat banyak sekali keluarga yang berkunjung, mungkin karena ini hari
minggu atau mungkin karena hari terakhir liburan anak sekolah, kami mulai
menelusur alur menjelajah isi Medan Zoo sampai akhirnya kami melihat wahana
permainan angsa raksasa yang tergenang di atas sungai yang lumayan luas, ada
sedikit ragu terbesit, karena takut terjatuh ke sungai dan kami juga belum
pernah memainkan wahana ini sebelumnya, namun kelihatannya mudah, sebab kami
lihat sekelompok anak kecil sangat menikmati setiap detail dayungan mereka, dan
kami berfikir bahwa kami juga pasti bisa, lalu kami pun memesan angsa tersebut
dengan tarif Rp 20.000 satu angsa, perlahan Irma mulai menaiki angsa itu dengan
ketakutan yang luar biasa begitu juga dengan aku dan Devy, namum Devy terlihat
sangat histeris ketika angsa mulai kami dayung ke tengah sungai, kami mulai
gelagapan untuk mengatur kendali, ini sangat sulit, tak semudah yang kami
bayangkan
Setelah mengelilingi lapangan dengan menunggang gajah,
sampailah kami pada tepian tempat pengunjung mengantri, lega sekali rasanya
bisa turun dari gajah dngan selamat, detak jantung yang dakdikduk pun masih
sangat terasa. Sebelum kami melanjutkan perjalanan seru ini, kami pun singgah
di warung untuk makan siang, dan seperti yang kami janjikan, kami bertiga
membawa bekal makan siang masing-masing dari rumah, selain menjaga pola makan
yng baik membawa bekal juga termasuk penghematan. Setelah selesai makan kami
lanjutkan petualangan kami mencari hal yang lebih seru, kami pun tertuju pada
sebuah permainam bernama trampolin, kami melihat pengunjung yang tengah
melambung bebas ke langit dengan suara histeris yang hebat, penasaran dengan
hal itu, kami pun mendatangi petugas dari permainan trampolin ini, ketika kami
hendak memesan tiket, petugas mengatakan bahwa permainan ini hanya boleh
dinaiki oleh manusia yang berat badannya di bawah 50 kg, sedangkan Irma dan Devy
memiliki berat badan diatas 50 kg, tapi tidak dengan aku, karena beratku hanya
47 kg jadi hanya aku yang bisa mencoba permainan bundaran karet ini, aku pun
tertawa terpingkal melihat raut wajah Devy dan Irma yang lesu karna tak bisa
mencoba melompat tinggi di atas trampolin ini, padahal dengan sering melompat
bisa membuat tubuh tinggi, cocok banget buat Irma, karena Irma ingin sekali
untuk tinggi seperti aku. senangnya punya tubuh langsing, gemuk itu kan menyebalkan. Lalu
aku pun mengeluarkan kocek sebesar Rp 5000, aku pun menunggu giliranku untuk
naik ke atas bundaran karet itu, setelah beberapa saat menunggu tibalah
giliranku untuk naik, jantungku berdegup, aku agak takut, namun Irma dan Devy
terus mensuportku dari bawah bahwa aku pasti bisa, dengan berbekal semangat
dari sahabatku, petugas trampolin mulai memasangkan berbagai tali pengaman di
tubuhku, lalu aku pun perlahan melompat untuk pemanasan, setelah pemanasan
seketika jantungku serasa mau copot, aku melambung jauh ke awan, jantungku tak
henti berdegup sehebat-hebatnya. Aku serasa burung yang terbang
Bebas di langit, aku tak hentinya menjerit sedangkan Irma
dan Devy mentertawakan jeritku, tak beberapa lama melompat-lompat di atas
bundaran karet, aku pun melompat perlahan untuk menenangkan jantung yang
berdegup cepat, lalu aku terduduk di bundaran karet itu, aku tak punya tenaga lagi,
rasanya mau pingsan, tapi Irma dan Devy mensuportku lagi untuk tetap bertahan,
karena pengalaman seru belum berhenti di trampolin ini.
Setelah itu kami kembali menyusuri jalan menikmati pelataran
hijau yang mengelilingi kebun binatang ini, indahnya. Lagi-lagi kami melihat
permainan seru yang menguji adrenalin, yaitu flying fox, kalau permainan ini pasti tidak melihat berat badan
pengunjungnya, tanpa pikir panjang kami langsung menghampi petuganya, wah, aku
terkesima, kulihat dari atas dimana tepat di dasar kami akan meluncur ke
seberang, kulihat di bawah tali ada sungai yang curam, dan ternyata sungai itu
adalah tempat dimana kami mengemudikan angsa raksasa yang meyeramkan tadi. Air
yang berwarna cokelat itu membuatku terus membayangkan betapa menyeramkan
permainan angsa yang kami naiki di awal tadi, bagaimana pula jika kami meluncur
di atasnya, kami terus menepis ketakutan kami demi sebuh pengalaman seru yang
takkan terlupakan. Karena muatan jaring tempat kami untuk duduk hanya tersedia
untuk dua orang, maka aku dan Devy yang lebih dulu untuk meluncur, dan Irma
akan meluncur sendirian, dengan raut sedihnya ha menunggu giliran untuk
meluncur bersama tali di atas sungar berwarna cokelat menyeramkan itu. Petugas
mulai memasangkan tali pengaman di pinggang aku dan Devy, kami duduk di atas
jaring tali, setelah posisi duduk sudah nyaman petugas pun meluncurkan kami, wuushh,
huuu . . Jerit aku dan Devy bergema, plong banget rasanya menjerit
sekuat-kuatnya seakan semua beban pikiran terbang bersama jeritanku, meluncur
jauh dengan jerit tak henti kami pun sampai di ujung tepian dan kami akan
melihat bagaimana ekspresi Irma yang akan meluncur sendirian. Setelah sampai di
pertengahan tali, ku dapati wajah Irma yang panik bukan kepalang.
Dari tepian aku dan Devy pun tertawa tak tertahankan, wajah
Irma sangat lucu jika tengah dilanda kepanikan, setibanya di tepian, Irma masih
saja panik dengan suaranya yang terbata. Bersyukur banget bisa meluncur dengan
selamat. Pengalaman yang menyenangkan. Lalu kami pun berlalu dari permainan flying fox itu, dan melaju lagi
menyusuri kebun binatang ini, tiba-tiba kami ingin mecoba permainan kincir
angin, namun karena Irma merasa kelelahan, jadi hanya aku dan Devy yang naik ke
dalam gerbong persegi yang tergantung di kincir angin ini, dengan membayar Rp
3500 kami perlahan berputar layaknya kincir angin yang tengah berputar.
Permainan ini tak begitu menakutkan. Karena kami hanya duduk manis di dalam
gerbong dan putarannya juga tak terlalu kuat.
Hari kelihatannya sudah terlalu sore, sebelum pulang kami
membeli kenang-kenangan sebuah gantungan mainan untuk hiasan handphone berbentuk boneka dholpin dilengkapi dengan nama kami
masing-masing. Selain membawa pulang sebuah gantungan handpone yang lucu, kami juga membawa pulang sejuta pengalaman seru
yang akan di ceritakan ke seluruh dunia. Bahwa liburan semesterku sangat
berkesan dan super seru. Senangnya liburan seru bersama sahabat tercinta.
The Best Travel Agent Medan - #LegallyRegistered
BalasHapusENJOY HOLIDAY MEDAN TOUR AND TRAVEL
Mobile/WhatsApp/Line/Wechat : +62852 7012 6984
Email : enjoyholidaymedan@gmail.com
Office Telp : +626180019762
Pin BBM : 75889E08
Click Us!
Website : www.enjoyholidaymedan.com
Blogsite: http://discover-medan.blogspot.com