Senyumanmu J
Dalam
sunyi yang disekat dalam ruangan bersegi empat berwarna ungu, aku berkutat dengan
layar komputerku, beradu tenaga dengan keyboard yang kini tengah kujajahi,
terkiang sejarik lirik yang membuatku termangu, membuatku terhenti menjajahi
sang keyboard, aku diam keyboard pun manyun, lirik itu jelas menusuk organ
kepala terdalamku, “~Senyumanmu masih jelas
terkenang hadir selalu, seakan tak mau hilang dariku”. Yah, senyuman itu,
senyuman yang untuk kedua kalinya aku dapatkan, senyum ini berbeda dari senyum
yang pertama, senyum ini lebih mewah, lebih lepas layaknya burung yang terbang
hilang kendali tanpa sayap, hampir jatuh dan bahkan telah jatuh, benar, senyum
itu telah jatuh mengenai kornea mataku, menyerang otakku bertubi-tubi, hingga aku
tidak bisa berhenti membayangkan senyum itu. Senyum yang lebih manis dari rasa
toping cokelat yang baru tadi pagi aku cicipi dari lemari pendinginku. Ah aku
rindu.
“~Takkan mudah kubisa melupakan segalanya,
yang telah terjadi di antara kau dan aku, diantara kita berdua~”. Aku
kembali terpasung diantara dilema dan kegalauan yang menggila. Lirik itu
benar-benar membuatku kembali memutar haluanku jauh kebelakang, sulit bagiku
untuk melangkah meninggalkan kenangan itu namun banyak hal yang juga
mempropokatoriku untuk terus menetapkan senyum itu dalam dinding hatiku. Meski
aku terus melangkah dan terus menahan hati untuk tidak berputar haluan, tetap
saja sapaan lirih memanggilku, ia terngiang, senyuman itu menelusup lewat
celah-celah hati yang robek, ia menyinggahi membersihkan hati yang telah usang.
Perlahan memberikan warna baru namun hanya sedetik lalu pergi lagi. Ia
mempermainkan hatiku tanpa ada niat untuk mempertanggungjawabkan akan hati yang
kian terpuruk ini.
Sab 01122012 12.15.
Pada Dinding hati yang Robek
Tidak ada komentar:
Posting Komentar