Selasa, 16 Desember 2014

# BOOK # REVIEW

[Resensi] Sepotong Hati yang Baru karya Tere Liye

Akan Selalu Ada Bahagia Setelah Luka

Judul               : Sepotong Hati yang Baru
Penulis             : Tere Liye
Penerbit           : Mahaka Publishing
Cetakan           : VI, Juni 2013
Tebal               : vi + 206 hlm
ISBN               : 978-602-9474-04-6
Urusan GR ini memang kadang gila, Put. Kita benar-benar tidak bisa lagi berpikir waras dan rasional, tertutup oleh ilusi dan mimpi. Menerjemahkan semua kejadian berdasarkan yang mau kita dengar atau lihat saja. Padahal nyatanya? Tidak sama sekali.” (Hiks, Kupikir Itu Sungguhan, h. 20)
Buku antologi cerpen dengar tebal 206 halaman ini diawali dengan kisah seorang remaja bernama Putri yang mudah sekali GR dengan perhatian teman lelaki yang sedang disukainya. Sekalipun Nana, teman se-kosnya, menasihatinya untuk jangan terlalu cepat GR, Putri tetap saja tidak menggubris apapun yang dikatakan Nana. Sampai akhirnya tibalah masa dimana kenyataan membuka mata Putri, bahwa sebenarnya lelaki yang dikaguminya juga menaruh perhatian terhadap Nana.

Salahnya, Nana justru termakan omongannya sendiri. Menasihati Putri agar tidak terlalu cepat GR, malah ternyata dialah yang GR. Akhirnya saat kenyataan juga membuyarkan imajinasinya, Nana tertunduk pilu, sadar bahwa dia mengalami nasib yang sama terhadap Putri.
Kisah dua remaja yang mudah GR tersebut terkesan sederhana, namun yang terjadi di kehidupan sehari-hari begitulah adanya. Terkadang kita lupa, bahwa ada banyak orang baik di dunia ini, ketika seseorang berbuat baik kepada kita, bukan berarti seseorang itu menaruh hati kepada kita, bisa saja karena memang dia orang baik, kan? (Hayoo, jangan mudah GR. Ntar kena PHP)
Buku bersampul merah muda dengan ilustrasi hati yang retak dan dibalut dengan plaster ini sepertinya ingin mengungkapkan, bahwa hati yang telah retak tidak selamanya retak, perlahan waktu akan menyembuhkannya dan menumbuhkan sepotong hati yang baru lewat perjalanan dan pemahaman yang baik dan baru pula. Seperti kisah di dalam cerpen dengan judul yang sama “Sepotong Hati yang Baru”
Menceritakan kisah seorang pria yang mencintai seorang wanita. Wanita yang selalu datang dan pergi sesuka hatinya. Pria yang selalu memiliki hati yang lurus, selalu memaafkan apapun yang dilakukan wanitanya. Bahkan di saat detik-detik hari pernikahannya dengan si pria, ia malah pergi dengan pria lain yang dianggapnya sebagai kekasih sejatinya. Sampai suatu ketika sang wanitanya ditinggal pergi oleh pria yang dipilihnya kemarin, ia kembali datang menemui pria lamanya, meminta untuk menerima dia kembali. Lalu apa yang dilakukan sang pria? Ia memilih mengakui telah memiliki hati lain demi kehormatan perasaannya, meski sebenarnya ia masih menunggu wanita itu, sekalipun tidak ingin lagi memilikinya. Ia masih sendiri, namun tidak ingin lagi menyakiti perasaannya sendiri. Percaya nanti akan selalu ada bahagia setelah datangnya luka.
Aku baru menyadari, cinta bukan sekedar soal memaafkan. Cinta bukan sekedar soal menerima apa adanya. Cinta adalah harga diri. Cinta adalah rasionalitas sempurna.
Biarlah sakit hati ini menemani hari-hariku. Biarlah aku menelannnya bulat-bulat sambil sempurna menumbuhkan hati yang baru, memperbaiki banyak hal, memperbaiki diri sendiri. Apa pepatah bilang? Ah, iya, patah hati tapi tetap sombong, patah hati tapi tetap keren. (Sepotong Hati yang Baru, h. 51)
Berisi delapan cerita tentang cinta, memberikan kita pemahaman yang baik tentang bagaimana mencerna arti cinta. Bahwa cinta adalah perjuangan dan pengorbanan. Membaca cerita-cerita cinta sejati di dalam buku best seller ini, kita akan tahu bahwa cinta sejati bukan hanya milik Romeo dan Juliet. Tapi juga milik kita. Kita? Iya kita. Karena kita juga punya kisah cinta yang harusnya juga kita pertahankan lebih sejati dari kisahnya Rama dan Shinta dalam cerita “Percayakah Kau Padaku?” di dalam buku ini.
Di dalam buku ini, pembaca mungkin akan kesulitan membaca tulisan di cerita “Itje Noerbaja & Kang Djalil”, karena gaya bahasa yang ditulis dengan bahasa zaman dulu. Namun, meski begitu, tidak mengurangi istimewanya buku ini, dan sama sekali tidak mengurangi istimewanya perasaan yang kita miliki. Selamat membaca dan selamat memiliki pemahaman yang baru tentang cinta. Dan untuk kita yang tengah terluka hatinya, semoga menemukan Sepotong Hati yang Baru.


Peresensi: Rezita Agnesia Siregar
@agnesiarezita

8 komentar:

  1. Segala hal tentang cinta memang selalu seru diceritakan :D

    BalasHapus
  2. wah kayaknya perlu dah baca buku ini hehe

    BalasHapus
  3. Menarik, makasih reviewnya :)

    www.fikrimaulanaa.com

    BalasHapus
  4. Udah pernah baca bukunya dan emang bagus.

    Btw bener bgt tuh cerita yg "itje noerbaya dan kang djalil" susah dibaca. Berasa hidup dijaman kemerdekaan-_-

    BalasHapus
  5. Iya kan, itu baca cerita itje noerbaya dan kang djalil aku aja berasa kyk anak SD lgi, ngejak gitu haha

    BalasHapus