![]() |
Hasil buah tangan Yusuf Gunawan ni ^^ |
Dan
masih sama seperti paragraf awal tulisanku di tulisan The Moment, bahwa selalu
ada ricuh sebelum ada damai. Dan terjadi lagi, hal-hal kecil yang selalu
dibesar-besarkan, hanya karena ada teman pria mengirim pesan padaku, padahal
hanya sekedar curhat. Cemburu liar yang membuatku gerah, secara aku ini kan
baik hati, selalu menjadi pendengar yang baik bagi teman-temanku, Yuuuhuu. Karena
puasa, yaah sabar-sabar deh nunggu bedug aja marah-marahnya (padahal sudah
marah luar biasa kemarin itu) dan kira-kira seperti itulah pertengkaran
kecilnya, tidak usah dilanjutkan deh, sayang banget pria sebaik Yusuf Gunawan
aku sesumbar di dumay.
Ada
satu kalimat yang aku ingat “Lihatlah, hujan serasa ikut menari riang
bersama kita.” Kata pria yang biasa aku sebut Awan ini. Dia tahu kalau aku
pecinta hujan, cinta sekali. Rasa-rasanya kemarin ingin sekali ikut menari
riang bersama hujan, tapi sepertinya tidak mungkin melajukan sepeda motor di
bawah rinai hujan yang deras, terlebih sedang dalam keadaan puasa.
Setelah
berteduh dari lemparan butiran-butiran dari langit, kami kembali melaju. Eh,
seingatku 29 Juli 2012 tahun lalu juga diguyur hujan, sepertinya hujan juga
mencintaiku. Benar, aku juga tulis itu dalam cerpenku yang aku beri judul “Firasat”
di buku The Moment (FastWord Publishing, 2013) (*yang penasaran ayo silahkan diorder ^^) aku juga mengabadikan si pria manja ini dalam bukuku yang lain yaitu I, You, We & They, Semua Bisa Jadi Pahlawan (Goresan Pena Publishing, 2012) dan Choco-Love, The Story of Chocolate (Meta Kata, 2013).
Niat hari
ini tidak seperti tahun-tahun lalu, seperti tiga kali 29 Juli lalu lalu, yang
kami habiskan untuk liburan dalam satu hari penuh. Berhubung ini bulan puasa,
jadi kami hanya berniat untuk berbuka puasa. Pun Awan sudah rela cuti kerja
satu hari demi sebuah kenangan manis yang selalu kami rayakan saban tahun, bahkan juga saban bulan.
Kami
mulai dari rumah sekitar pukul 15.00 WIB, itupun masih tanpa tujuan. Dan yang
aku tahu Awan selalu bilang begini “Kemana aja deh, yang penting sama kamu.” Walah
walah… dan aku paling benci seperti ini. Hingga akhirnya waktu hanya
dihabiskan untuk berkompromi soal tempat yang baik untuk ngabuburit, selagi
nunggu berbuka puasa. Hingga akhirnya jatuhlah pilihan untuk ngabuburit di
taman. Apa tujuannya? Yaaa, palingan foto-foto, apalagi? Haha.
Memasuki
waktu wajib untuk stay di tempat untuk menunggu waktu berbuka puasa. Lagi-lagi
tidak tahu harus berbuka puasa dimana, dia pengen ke ayam penyet Rahmat, aku pengen
ke ayam penyet Al-Baik. Memang sih, penggemar ayam penyet Rahmat itu bejibun
banyaknya, bahkan parkirannya saja sudah menutupi bahu jalan. Tapi kita kan
sudah sering sekali makan di situ. Padal Al-Baik dan Rahmat posisinya itu
depan-depanan loh, hanya dipisahkan oleh jalan raya. Tapi perbedaan peminatnya
itu luar biasa jauhnya. Bisa dibilang 1:10 deh. (okeh, stop nyeritan tempat).
Nah,
karena laki-laki harus mengalah pada perempuan. Akhirnya duduklah kami di
Al-Baik. Setelah pesanan ayam penyet nyinggah di depan mata, langsung deh
disantap (sebenarnya sih sudah kenyang karena makan perdebatan *ehh) lah
yasudah dimakan saja, daripada mubazir. Sembari aku makan, si abang ini tidak
juga memasukkan makanan itu ke mulutnya. Malah main-main sama sambal ulek yang
biasa dimakan barengan dengan ayam penyetnya. Tahu-tahu
sudah jadi aja nih, gambar beginian.
Yuhuuuu
ulalala. Berani kotor itu benar-benar baik deh ya. Lumayanlah
hasilnya, bisa tuh juara satu lomba desain makanan anak-anak (*Viss bee) tapi
aku suka-suka, suka banget malah. Layaknya punya balita nih, selalu ada kejutan
baru (*vis lagi) tapi kamu tahu aja deh kalau aku suka surprise. Selesai
makan, aku dikasih kejutan lagi, kejutan yang tak pernah aku duga seumur usai
perjalanan kisah kami.
![]() |
Kalung pemberian My Bee ^^ |
Ini
dia, dikasih kalung. Sebenarnya, kalau masalah kasih mengasih hadiah itu bukan masalah
yang khusus lagi. Toh tiap hari selalu ada hadiah buat aku, juga buat dia. Tapi
berhubung hari ini merupakan hari spesial bagi aku dan dia, jadi benar-benar
harus diabadikan nih, tapi kalau aku mengabadikan semua hadiah dari dia di
dumay, bisa-bisa postinganku dalam sebulan bisa ratusan yak huhu. Jadi serasa
penerimaan mahar euy :P Setelah aku tanyakan kenapa ngasihnya kalung. Jawabannya
tepat deh “Kan selama ini kita enggak pernah ngebahas soal kalung. Jadi berinisiatif
ngasih hadiah yang enggak pernah kita perbincangkan sebelumnya.” Itu deh alasannya.
Benar
juga sih, karena aku selalu pakai kerudung kemana-mana, jadi tidak pernah
berminat pakai kalung. Tapi kali ini harus diminat-minati. Dan sekarang
kalungnya harus dipakai setiap saat, itu pesan dia. Insya Allah. Yang terpenting
semakin dewasa aja deh dalam periode 29 Juli 2009-29 Juli 2013 ini, semoga
semoga impian impian dalam segala resolusi tercapai. Aamiin.
Anni(Lo)versarry
on 29 July 2013 Dear, longlast, keep romantic and blablabla
aamiin aamiin. semoga semakin banyak cinta, jauh dari jenuh. Karena musuh
terbesar dalam suatu hubungan adalah mengatasi rasa Jenuh yang luar biasa susah
sekali untuk dihilangkan, termasuk aku. Menjalin hubungan selama empat tahun itu, berjuta rasanya, tangis dan tawa selalu sama-sama. seperti lirik lagu lawas itu "Sepanjang jalan kenangan kita selalu bergandeng tangan." dan harusnya kisah ini aku abadikan jadi sebuah Novel. itu sih saran teman-temanku.
Meski
sebenarnya, dalam kisah ini banyak hari yang terbuang sia-sia. Seperti dalam
postinganku Hari Ini Setahun Yang Lalu, ketika itu dalam waktu sebulan aku
menjalin hubungan “aneh” pada seorang pelaut odong. Dan itu aku anggap hanya
sekedar BREAK sama abi, jadi 29 Juli itu tetap ADA meski berkurang satu
bulan atau bahkan lebih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar