Mimpi hanyalah bungan tidur, itu yang selalu aku dengar dari mulut
kebanyakan orang. Bagiku tidak, bukan sekali dua kali aku menginginkan Dia
hadir dalam mimpiku, namun tak juga hadir. Entah angin apa yang berhembus,
entah bintang apa yang berpijar terang, entah hujan apa yang mengguyur syahdu. Dia
datang dalam lamunan yang sudah tidak lagi tentang Dia, Dia menyelinap masuk ke
dalam celah kecil yang sangat sulit aku tambal, di benak yang lagi-lagi kembali
memikirkan tentang Dia usai aku terbangun dari mimpi yang tak lagi aku
inginkan.
Pun aku berniat tak ingin mengingatnya lagi, Tuhan masih saja memercikkan
serpihan hatinya dalam hatiku lewat mimpi yang membuatku merindukan Dia lagi. Cholil
Audad, sosok adam yang sangat aku cintai, dulu. Sudah memintaku untuk tidak
mencintai Dia lagi, namun lagi dia tak konsisten dengan apa yang ia ucapkan
sendiri.
Berlagak hanya ingin berteman denganku, mudah baginya namun sangat sulit
bagiku, terlebih sangat rentan bagiku menaruh harapan lagi padanya. Aku
mengabaikan. Aku masih saja memikirkan tawaran untuk berteman sampai akhirnya
Tuhan menidurkanku dalam mimpi bersamanya. Inilah yang aku sebut bukan bunga
tidur, aku yakin bahwa Cholil Audad juga tengah memikirkan aku ketika itu,
tengah merindukanku kala itu hingga menjurus kearah detak jantungku sampai akhirnya
tersesat dalam mimpiku.
Bertatap langsung dengannya adalah hal sangat langka, itulah sebabnya aku
sangat bahagia bila Tuhan mempertemukan aku dengannya meski hanya lewat mimpi.
Aku bertemu denganya dalam sebuah pertunjukan yang aku sendiri lupa itu tempat
pertunjukan apa. Yang pasti aku, Dia dan banyak pasang mata duduk berdampingan.
lalu tercengangkan oleh sebuah pemandangan menarik, seperti pesawat zet yang berputar-putar
di langit, tak menentu dan tak tahu arah, sampai akhirnya tersungkur
dihadapanku dan juga Dia. Bukan pesawat, namun ikan paus. Ganas sekali. Semua
penonton berlari begitu juga denganku, ketika itulah aku bertemu dengannya
dalam panik yang sangat sulit aku kendalikan. Aku sedikit mereda ketika tahu
bahwa Dia ada di hadapanku. Dengan penampilan yang sangat jauh dari aslinya,
Dia berambut gondrong, OMG. Aslinya Dia berkepala botak dengan sedikit rambut
menutupi kepalanya, aku sulit mendefenisikannya.
Seketika panikku hilang, aku malah tersenyum geli melihat penampilan
barunya dengan rambut gondrong sebahu. Terlepas dari itu, aku dan Dia pun
berlari menghindari terkaman paus yang terbelalak sangat buas, berlari kemanapun
arah hati hendak membawa.
Aku terbangun, belum sempat banyak percakapan aku dengannya. Hanya
tatapan mata yang saling berbicara. Setidaknya aku bahagia bisa bertemu
dengannya, Lagi. meski hanya mimpi.
Selasa, 08.17 Wib
Tentang Mantan Terindah Sejagat Raya, Cholil
Audad :*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar