Rabu, 10 April 2013

Mimpi tentang Cholil Audad


Mimpi hanyalah bungan tidur, itu yang selalu aku dengar dari mulut kebanyakan orang. Bagiku tidak, bukan sekali dua kali aku menginginkan Dia hadir dalam mimpiku, namun tak juga hadir. Entah angin apa yang berhembus, entah bintang apa yang berpijar terang, entah hujan apa yang mengguyur syahdu. Dia datang dalam lamunan yang sudah tidak lagi tentang Dia, Dia menyelinap masuk ke dalam celah kecil yang sangat sulit aku tambal, di benak yang lagi-lagi kembali memikirkan tentang Dia usai aku terbangun dari mimpi yang tak lagi aku inginkan.
Pun aku berniat tak ingin mengingatnya lagi, Tuhan masih saja memercikkan serpihan hatinya dalam hatiku lewat mimpi yang membuatku merindukan Dia lagi. Cholil Audad, sosok adam yang sangat aku cintai, dulu. Sudah memintaku untuk tidak mencintai Dia lagi, namun lagi dia tak konsisten dengan apa yang ia ucapkan sendiri.
Berlagak hanya ingin berteman denganku, mudah baginya namun sangat sulit bagiku, terlebih sangat rentan bagiku menaruh harapan lagi padanya. Aku mengabaikan. Aku masih saja memikirkan tawaran untuk berteman sampai akhirnya Tuhan menidurkanku dalam mimpi bersamanya. Inilah yang aku sebut bukan bunga tidur, aku yakin bahwa Cholil Audad juga tengah memikirkan aku ketika itu, tengah merindukanku kala itu hingga menjurus kearah detak jantungku sampai akhirnya tersesat dalam mimpiku.
Bertatap langsung dengannya adalah hal sangat langka, itulah sebabnya aku sangat bahagia bila Tuhan mempertemukan aku dengannya meski hanya lewat mimpi. Aku bertemu denganya dalam sebuah pertunjukan yang aku sendiri lupa itu tempat pertunjukan apa. Yang pasti aku, Dia dan banyak pasang mata duduk berdampingan. lalu tercengangkan oleh sebuah pemandangan menarik, seperti pesawat zet yang berputar-putar di langit, tak menentu dan tak tahu arah, sampai akhirnya tersungkur dihadapanku dan juga Dia. Bukan pesawat, namun ikan paus. Ganas sekali. Semua penonton berlari begitu juga denganku, ketika itulah aku bertemu dengannya dalam panik yang sangat sulit aku kendalikan. Aku sedikit mereda ketika tahu bahwa Dia ada di hadapanku. Dengan penampilan yang sangat jauh dari aslinya, Dia berambut gondrong, OMG. Aslinya Dia berkepala botak dengan sedikit rambut menutupi kepalanya, aku sulit mendefenisikannya.
Seketika panikku hilang, aku malah tersenyum geli melihat penampilan barunya dengan rambut gondrong sebahu. Terlepas dari itu, aku dan Dia pun berlari menghindari terkaman paus yang terbelalak sangat buas, berlari kemanapun arah hati hendak membawa.
Aku terbangun, belum sempat banyak percakapan aku dengannya. Hanya tatapan mata yang saling berbicara. Setidaknya aku bahagia bisa bertemu dengannya, Lagi. meski hanya mimpi.

Medan, 30 Januari 2013
Selasa, 08.17 Wib
Tentang Mantan Terindah Sejagat Raya, Cholil Audad :*


Tidak ada komentar:

Posting Komentar